“Modal saya sudah habis pak. Saya dan pedagang lainnya minta pemerintah untuk lebih memperhatikan lagi nasib kita. Sealam puluhan tahun saya sudah tiga kali mengalami kebakaran seperti ini dan apa harus merugi seperti ini,” keluh Sulastri.
Kerugian yang dialami sulasih saat ini mencapai lima puluh juta rupiah. Sementara sebagian pedagang lainnya mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Seperti yang dialami Wandi, pedagang pakaian yang baru saja belanja stok pakaian cukup banyak untuk persiapan lebaran namun semua ludes ikut terbakar di dalam kios.
“Saya sudah belanja banyak untuk persiapan lebaran nanti, kan sudah tinggal empat bulan lagi lebaran jadi saya simpan stok banyak pakaian, tapi pagi saya beli malam sudah terbakar,” keluh pedagang pakaian pasa Gubug.
Beberapa pedagang kini sudah mulai beraktivitas membersihkan kiosnya dari puing dan barang dagangan yang sudah hangus terbakar. Saat membersihkan kios, seorang Priyono, pedagang makanan ringan sempat menemukan bungkusan uang senilai dua puluh juta rupiah hangus separo. Uang tersebut ia simpan dan akan ditukarkan ke bank.
“Tadi saya bersih-bersih dan menemukan buntelan yang ternyata uang istri saya yang disimpan di laci meja sewaktu belum kebakaran. Uangnya sudah terbakar separo. Apa bisa ini ditukar di Bank kalau bisa nanti saya minta bantuan Bank untuk menukar uang ini. Nilainya dua puluh juta rupiah,” jelas Priyono.
Saat ini petugas pemadam kembaran terus melakukan pendinginan hingga lokasi benar-benar terbebas dari api. Total kerugian akibat kebakaran yang terjadi di pasar tradisional Gubug, ini mencapai empat puluh tujuh miliar rupiah.
Editor : Tata Rahmanta