Desa Sidak Pengelolaan Limbah Dapur SPPG Bhayangkari Grobogan Pasca Viral, Ini Penjelasan SPPG

GROBOGAN, iNewsBoyolali.id – Menyusul viralnya dugaan pembuangan limbah MBG yang mencemari lingkungan warga, Pemerintah Desa Krangganharjo bersama warga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur SPPG Bhayangkari di Kecamatan Toroh, Grobogan. Sidak dilakukan untuk memastikan keberadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang disebut telah berfungsi sesuai ketentuan.

Sidak dipimpin langsung Kepala Desa Krangganharjo, Jasminto, Selasa sore, didampingi perangkat desa dan sejumlah warga. Mereka diterima oleh pengelola dapur SPPG Bhayangkari dan meninjau instalasi IPAL yang berada di area dapur.

Baca Juga

Rem Blong, Truk Tangki Pengangkut Limbah Terguling di Bawah Waduk Sermo

Pengelola dapur SPPG Bhayangkari, Dwi Sutrisno, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyediakan IPAL dengan empat tahap penyaringan limbah. Masing-masing kotak penyaring berfungsi untuk memisahkan endapan dan memastikan limbah cair yang keluar aman sebelum dibuang.

“Ada empat kotak yang kita gunakan untuk mengelola dan menyaring limbah, sehingga limbah benar-benar bersih dan aman saat kita buang,” ujar Dwi Sutrisno.

Namun, Dwi mengakui adanya kelalaian dalam sistem pembuangan, terutama pada saluran limbah sisa makanan yang tidak melewati sistem IPAL. Saluran tersebut tidak dilengkapi filter sehingga sebagian limbah domestik masih mengalir ke lingkungan warga.

Baca Juga

Limbah Kacang Mete Jadi Pupuk dan Biopeptisida: Riset UMBY Dukung Pertanian Berkelanjutan

“Ini menjadi pengingat dan teguran bagi kami untuk segera melakukan pembenahan. Kami berterima kasih kepada masyarakat atas kritik yang diberikan. Ke depan, limbah tidak akan bocor lagi dan saluran sisa makanan akan kami sambungkan ke IPAL,” tambahnya.

Kepala Desa Krangganharjo, Jasminto, menegaskan pengelolaan limbah harus dilakukan secara serius karena berkaitan dengan kesehatan lingkungan warga. Ia juga menyayangkan adanya pembuangan limbah yang diduga telah mencemari tanah desa.

“Kemarin kami cek langsung dan memang terlihat limbah mengalir ke tanah desa. Ini berbahaya jika dibiarkan. Di desa sini ada empat SPPG yang beroperasi, dan kejadian ini tidak boleh terulang,” tegas Jasminto.

Editor : Tata Rahmanta