GROBOGAN-Meski sudah beberapa kali diguyur hujan, namun beberapa desa di grobogan, hingga kini masih mengalami krisis air bersih. Hampir sebulan ini, mereka lebih mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga yang mengetahui adanya bantuan air bersih langsung berlarian dan saling berebut.
Puluhan emak-emak Desa Gundih, Kecamatan Geyer, Grobogan, Jawa Tengah, langsung berlarian pulang kerumah untuk mengambil jerigen dan ember tandon air besar yang kemudian diantrikan di belakang truk tangki yang memuat air bersih. Mereka kemudian saling berebut mengambil air bersih yang sudah dituangkan di dalam drum plastik besar ini. Puluhan jerigen dan galon mineral ini kemudian mereka isi satu persatu.
Sebanyak tiga puluh lima ribu liter air bersih dikirim oleh pihak perhutani KPH Gundih, Geyer, Grobogan, Jawa Tengah, ke beberapa titik desa yang selalu terdampak krisis air bersih di wilayah hutan Geyer. Administratur perhutani KPH Gundih, Haris Setiana, seluruh bantuan air bersih ini akan diprioritaskan untuk desa-desa yang sangat kesulitan memperoleh dan membutuhkan air bersih.
“ini merupakan program tanggungjawab sosial dan lingkungan perhutani untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih. Meski sudah mulai memasuki awal musim penghujan, namun untuk krisis air bersih di desa-desa masih terjadi, jadi untuk hari ini kita bantu 7 tangki air bersih untuk disalurkan ke warga yang membutuhkan air bersih,”ungkap Haris Setiana.
Menurut warga Desa Monggot, hujan deras yang mengguyur desa beberapa hari lalu sedikit bisa membuat warga mudah untuk mendapatkan air. Meski kondisi air hujan yang tidak sehat dan tidak nyaman saat digunakan, namun mereka tetap menampung air hujan tersebut dengan cara mengalirkan air hujan dari atas genting ke dalam bak penampungan maupun sumur. Mei Lestari, warga Dusun Ngasem, Desa Monggot, Kecamatan Geyer, Grobogan, Jawa Tengah. Air hujan yang ditampung di dalam sumur tersebut hanya bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga selama seminggu saja.
Editor : Tata Rahmanta