BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Rina Tri Wahyuni, seorang ibu rumah tangga asal Desa Kebon Bimo, Boyolali, Jawa Tengah, sukses mendulang rupiah dengan beternak domba lokal, usaha yang baru dirintis satu tahun ini mampu menghasilkan cuan hingga ratusan juta rupiah setiap kali panen.
Sejak pulang dari merantau ibu kota setahun lalu, wanita 48 tahun ini memulai merintis usaha dengan memanfaatkan lahan kosong seluas 3 kali 20 meter di belakang rumahnya untuk dibuat kadang.
Rina Tri Wahyuni mengungkapkan, beternak domba dipilih karena selain modal yang dikeluarkan tidak banyak, cara perawatannya pun juga tergolong mudah dan lebih kebal terhadap penyakit dibandingkan dengan beternak kambing lokal.
“Memelihara domba lokal itu lebih gampang dibanding memlihara kambing atau domba jenis lain, lebih kebal penyakit, terpenting modalnya tidak terlalu banyak,”ungkapnya saat Ditemui di kandang domba miliknya, (16/5/2024).
Sedikitnya ada 150 ekor populasi domba lokal yang dikembangkan di dua kandang miliknya, sebelum dipanen domba-domba yang memiliki bulu yang lebat harus dicukur terlebih dahulu agar domba terlihat bersih.
Rina menambahkan, domba lokal ini dijual secara kiloan, sedangkan pembeli atau pemesan datang dari wilayah Boyolali, Solo, Yogyakarta dan beberapa kota besar lainnya di Pulau Jawa.
“Setiap satu kilo domba betina dijual dengan harga 58 ribu, sedangkan domba jantan dijual 73 ribu rupiah per kilonya dan satu ekor domba rata-rata memiliki berat 15 hingga 30 kilogram,” tambahnya.
Dibutuhkan waktu hingga 3 bulan dalam masa penggemukan sebelum domba domba ini bisa dipanen dan dijual kepada konsumen.
"kalau domba lokal stok dari bakalan itu masih sangat melimpah terus daya tahan tubuh juga masih sangat bagus terus tidak terlalu rentan penyakit, jadi saya masih pakai domba lokal sampai saat ini.harga jual 58 ribu per kilogram bobot badan , rata rata satu ekor dari digemukkan selama tiga bulan itu bobot awal 15 kilo itu untuk hasil penggemukannya sekitar 25 sampai 28 kilo." pungkasnya.
Dari usaha ternak domba lokal ini omset yang dihasilkan setiap kali panen bisa mencapai 200 juta rupiah.
Editor : Tata Rahmanta