Salah satu tokoh masyarakat Desa Sruni, Jaman, menjelaskan bahwa tradisi bakdan sapi sudah secara turun-temurun dilakukan dan diikuti kurang lebih 300 ekor sapi.
“Tujuannya adalah untuk mempererat persatuan dan kesatuan karena kami sebagai petani mayoritas atau 98 persen penduduk sini adalah petani dan peternak sapi terutama sapi perah,”katanya kepada wartawan, Rabu pagi.
Jaman mengatakan, kegiatan itu diawali dengan tradisi kupatan oleh warga desa, yang kemudian para petani sapi mengeluarkan sapinya untuk dimandikan dan diberi wewangian serta dikalungi dengan ketupat kemudian diarak keliling kampung untuk bertemu sapi-sapi lainnya.
“Paginya warga melakukan tradisi kenduri setelah itu warga mengeluarkan hewan ke jalan tengah kampung. Namun, berawal dimandikan, diberi wewangian setelah itu dikalungi ketupat pada leher yang dilanjutkan diarak keliling kampung,”ujar dia.
Editor : Tata Rahmanta