get app
inews
Aa Read Next : BLK Boyolali Buka Pelatihan Berbasis Kompetensi

Disporapar Boyolali Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Bagi Pengelola Destinasi Wisata

Senin, 16 Oktober 2023 | 21:32 WIB
header img
Pelatihan pengelolaan sampah bagi pengelola destinasi wisata, Senin (16/10/2023).(Foto: Diskominfo-Byl)

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id –  Sebanyak 40 pengelola destinasi wisata yang ada di Kabupaten Boyolali mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Setempat, Senin (16/10/2023). Pelatihan yang dilaksanakan di Bungalow, Selo tersebut berupa pelatihan kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata.

Kepala Disporapar Boyolali Budi Prasetyaningsih  mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari, dimana pada hari pertama dan kedua dilakukan teori dan hari ketiganya praktek lapangan dilokasi tempat pengolahan sampah di wilayah Banyumas.

“Dalam pelatihan ini kami mengundang empat narasumber, pertama dari Dinkes Boyolali, STP Syahid Surakarta,TPS Teras dan Sanitarian Desa Sruni kecamatan Musuk,”katanya kepada wartawan, Senin pagi di Selo.

Dalam pelatihan tersebut, kata dia, para peserta dapat memahami kebersihan lingkungan pariwisata. Menurutnya, apabila lokasi pariwisata tersebut terlihat tidak bersih, maka akan terkesan kotor dan membuat tidak nyaman bagi pengujung wisata.

“Tentunya mereka harus memahami pentingannya kebersihan lingkungan pada tempat pariwisata yang dia kelola. Tentu kalau tidak bersih akan membuat pengujung tidak nyaman, kahirnya jarang wisatawan yang hadir,”ujar Budi.

Lanjut dia, dalam hal ini, para pengelola pariwisata juga harus mengetahui standar pengelolaan pariwisata termasuk pengelolaan sampah.

“Mereka juga harus dapat mengevaluasi tempat wisata masing masing. Bagaimana pengelolaan sampahnya, kebersihanya,”jelas dia.

Budi berharap, tempat destinasi wisata di wilayah Boyolali semakin bersih, sehingga berdampak positif terhadap para wisatawan. 

“Kebersihan tempat wisata tersebut, juga termasuk kamar mandi. Kalau kamar mandinya pesing, bau maka akan berdampak pada kunjungan wisata,”harapnya.

Salah satu narasumber,Sariyono mengatakan, ditempat wisata tersebut tidak terlepas dari kuliner. Sementara, dari kuliner tersebut tentu akan menghasilkan sampah.

“Dari pengelolaan wisata tersebut biasanya masih saja menyisakan timbunan sampah, terutama sampah organik yang mendudukki paling tinggi,”katanya.

Menurutnya, dengan banyaknya sampah yang menumpuk tentu akan menimbulkan bau yang menyengat serta menimbulkan lalat. Dengan begitu, sampah tersebut dilakukan pengolahan melalui metode kompos.

“Nantinya, sampah organik tersebut setiap jarinya kita giling dicampur dengan fermentasi dengan kotoran hewan. Kemudian sampah tersebut masukan ke tanah yang sudah di lubangi,dan sampah dimasukan kemudian ditutup dengan tanah. Itu salah satu materi saya dalam pelatihan ini,”jelasnya.

Sementara itu, salahsatu peserta Sugianto Wibowo asal Desa Paras mengutarakan, pelatihan seperti ini tentu dapat menambah wawasab terhadap para pengelola wisata.

“Setelah mendapat ilmu dari pelatihan ini akan kami terapkan ke desa kami. Ya, kalau terkait sanitasi, ditempat saya memang masih kurang,”kata dia.

Sugianto mengaku, bahwa di desa nya terdapat wisata budaya peninggalangan Pakubuwono ke X berupa pesanggrahan.

“Sampai saat ini, kami hanya mengembangkan budaya lokal saja. Kalau wisata berupa pesanggarahan petilasan dari Pakubuwono ke X,”pungkasnya.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Berita iNews Boyolali di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut