BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah berdampak positif di segala bidang. Seperti yang dirasakan Ki Gondo Wartoyo, seniman sekaligus dalang asal Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Usaha pembuatan gamelan yang ia tekuni selama ini laris manis mendapatkan pesanan.
Kondisi ini berbeda dibandingkan selama pandemi beberapa waktu lalu, usaha bisa dibilang sepi pembeli, kalaupun ada hanya laku secara eceran dengan harga murah.
"Kalau dulu waktu pandemi sepi. Kadang saya laku satu set gamelan, kadang gak sampai, cuma ecer gitu. Petilan-petilan gitu. Itu dulu. Tapi sekarang luar biasa. Untuk saya pribadi yang kita jalankan meningkat 80 persen lebih," ujar Ki Gondo Wartoyo, Selasa (31/1/2023).
Ia mengatakan, mayoritas pesanan adalah dari kalangan instansi. Meskipun juga ada dari perorangan atau kelompok kesenian dan sanggar.
"Pada Desember 2022 lalu itu ada sekitar 7 - 8 set gamelan ada. Permintaan luar Jawa paling banyak, seperti ke Aceh, Pontianak, Kalimantan, banyak banget. Kalau dari Jawa juga ada seperti dari Temanggung, Parakan, Magelang, Banjarnegara, dan lainnya. Luar negeri ada dari Malaysia. Yang paling mendobrak itu alat kesenian jaranan, reog," ujarnya.
Ki Gondo Wartoyo menjelaskan, gamelan yang ia produksi ada beberapa jenis tingkatan dengan harga bervariatif. Seperti gamelan berbahan perunggu harganya dari Rp 80 juta - Rp 450 juta. Kemudian gamelan berbahan besi harganya dari Rp 25 juta - Rp 60 juta. Sedangkan gamelan berbahan kuningan dikisaran Rp 100 juta - Rp 200 juta.
"Permintaan paling banyak yang standar diangka Rp 200 juta dan Rp 250 juta yang perunggu. Kalau yang besi diangka Rp 40 jutaan. Jadi yang sederhana. Pemesan kebanyakan dari instansi," ujarnya.
Editor : Tata Rahmanta