BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Suasana semarak terlihat di Dukuh Manggung, Desa Pager Jurang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (15/8/2025) sore. Warga lereng Merapi berbondong-bondong mengarak bendera Merah Putih sepanjang 80 meter berkeliling kampung selepas bekerja.
Bendera raksasa ini merupakan bagian dari total 150 meter bendera Merah Putih yang dibuat secara swadaya oleh warga setempat. Uniknya, panjang bendera ini dibagi menjadi empat potongan dengan ukuran simbolis: 17, 8, 45, dan 80 meter. Angka-angka tersebut melambangkan tanggal, bulan, tahun, serta usia kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejak awal Agustus, para ibu-ibu bergotong royong menjahit bendera tersebut secara bergantian. Pengerjaan bendera memakan waktu hingga larut malam. Menurut Sri Yanti, salah satu warga penjahit bendera, proses menjahit kain sepanjang puluhan meter cukup sulit karena berat dan harus dikerjakan secara teliti.
“Mulai menjahit sejak 1 Agustus, bergantian tiap sore. Kadang sampai lembur hampir tengah malam. Tantangan terberat itu saat memposisikan kainnya karena berat sekali,” ungkap Sri Yanti.
Total biaya pembuatan bendera ini mencapai Rp15 juta yang berasal dari swadaya warga. Setelah diarak, bendera sepanjang 80 meter dipasang di atas Masjid Ageng Sirotol Mustaqim, yang juga menjadi pusat pendidikan Al-Qur’an bagi penyandang tunanetra. Sementara tiga potongan bendera lainnya dipasang di sekitar masjid.
Ketua RT setempat, Sumardi, menjelaskan bahwa pemasangan bendera dengan ukuran simbolis ini merupakan bentuk partisipasi warga dalam menyemarakkan peringatan kemerdekaan RI yang ke-80.
“Ukuran 17 meter melambangkan tanggal kemerdekaan, 8 meter bulan Agustus, 45 meter tahun kemerdekaan, dan 80 meter usia kemerdekaan tahun ini. Yang 80 meter dipasang di masjid sebagai simbol partisipasi aktif masyarakat tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Warga pun merasa bangga bisa ikut serta dalam pembuatan dan pengibaran bendera raksasa ini. Ambar Setyorini, salah satu warga yang ikut mengarak bendera, mengaku semangat gotong royong membuat mereka lebih kompak.
“Bangga banget bisa terlibat. Walaupun berat saat membawa karena angin, tapi justru jadi semangat kebersamaan. Harapannya semoga Indonesia lebih maju dan nilai-nilai Pancasila lebih diutamakan,” tutur Ambar.
Bendera Merah Putih raksasa ini akan tetap terpasang hingga akhir Agustus mendatang sebagai simbol semangat nasionalisme warga lereng Merapi.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait