Samiyem sendiri menyatakan bahwa persiapan menuju Pilmapres telah ia lakukan sejak tahap awal, mulai dari pengumpulan dokumen administratif seperti gagasan kreatif, capaian unggulan, hingga pidato bahasa Inggris. Ia juga memperdalam kemampuan presentasi dan diskusi berbahasa Inggris sebagai bagian dari persiapan menghadapi juri nasional.
“Perasaan saya tentu sangat bangga bisa membawa nama UMS. Insya Allah, setelah dari Jawa Tengah, kami siap tampil di tingkat nasional,” ungkap Samiyem.
Mahasiswa Prodi Fisioterapi itu memaknai Pilmapres sebagai ajang untuk belajar dan bertumbuh, bukan sekadar mengejar gelar juara. “Bagi saya, kemenangan adalah kesempatan untuk mengevaluasi diri dan belajar dari mahasiswa unggul dari kampus lain,” tambahnya.
Dukungan dari kampus juga dirasakannya sangat besar. Ia menyebut nama-nama seperti Pak Kholid, Pak Fatih, dan Prof. Ihwan sebagai pihak yang aktif mendampingi dalam setiap tahapan seleksi.
“Sebelum berangkat, kami diajak diskusi dan diberi motivasi untuk percaya diri, bahwa UMS adalah kampus besar,” katanya.
Samiyem juga mengungkapkan rencana membentuk komunitas prestasi di lingkungan UMS. Komunitas ini diharapkan menjadi wadah berbagi pengalaman, latihan, dan pendampingan bagi mahasiswa yang ingin berkompetisi di ajang akademik, baik tingkat lokal maupun nasional.
“Harapannya, pengalaman ini bisa jadi motivasi buat teman-teman. Kita tidak pernah tahu dari titik mana Allah akan mengangkat derajat kita,” tuturnya.
Ajang Pilmapres Nasional merupakan program tahunan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk menjaring mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia. Melalui seleksi ketat dan pembinaan intensif, ajang ini menjadi wadah strategis untuk menumbuhkan karakter unggul, inovatif, dan berdampak di tengah masyarakat.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait