Limbah Kacang Mete Jadi Pupuk dan Biopeptisida: Riset UMBY Dukung Pertanian Berkelanjutan

Kuntadi
Dosen UMBY Dian Astriani memaparkan riset pemanfaatan limbah kulit kacang mete menjadi pupuk pada kongres internasional di Filipina, bulan Juni lalu. (foto: istimewa)

YOGYAKARTA, iNewsBoyolali.id - Dosen Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Dian Astriani memaparkan hasil riset pemanfaatan limbah kacang mete pada Agri-Ecotourism Congress 2025 yang digelar Aklan State University (ASU) di Filipina bulan Juni lalu. Limbah ini dimanfaatkan untuk mendukung pertanian sebagai pupuk yang menghasilkan biopeptisida. 

Kongres ini mengusung tema “Empowering Sustainable Agri-Ecotourism through Innovation, Collaboration, and Cultural Preservation”. Sedangkan matrei yang disampaikan berjudul “Innovation of Environmentally Friendly Agrotechnology Supporting Sustainable Agriculture In Synergy with Agrotourism in Yogyakarta Indonesia”.

“Kami melakukan inovasi agroteknologi ramah lingkungan dengan pemanfaatan limbah kulit kacang mete yang menghasilkan biopestisida minyak kulit kacang mete sehingga akan mendukung pertanian berkelanjutan yang bersinergi dengan agrowisata di Karang Tengah, Imogiri, Bantul,” kata Dian dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/7/2025). 

Agrowisata Desa Karang Tengah mempunyai potensi unggulan berupa produksi kacang mete dan produksi sutera liar. Produksi kacang mete menghasilkan limbah kulit kacang mete yang belum dimanfaatkan. Melalui inovasi agroteknologi, limbah tersebut diolah menjadi biopestisida untuk mengendalikan dan membasmi hama tanaman.  

“Masyarakat tidak hanya dapat menjual kacang mete, tetapi limbah ini bisa dijadikan biopestisida sebagai media pembasmi hama tanaman,” ujar Kepala Prodi Agroteknologi ini. 

Selain kacang kata dia, budidaya kacang mete juga menjadi inang dari ulat sutera liar yang berpotensi menghasilkan benang dan kain sutera. Ini menjadi peluang agrowisata karena mampu mendatangkan pariwisata berbasis pertanian dengan budidaya sutera liar yang dikombinasikan dengan pengelolaan kain sutera liar.

“Inovasi agroteknologi yang bersanding dengan agrowisata pun dapat meningkatkan nilai ekonomi dengan cara budidaya dan pengelolaan sutera liar yang berasal dari pertanaman kacang mete,” ujar Dian. 

Dalam kongres ini juga hadir nara sumber lain, Van Cung Nguyen (CEO Trading Service Education and Tourist Co LTD Vietnam) dan Bridget Giffei (Peace Corps Response Volunteer) dengan keynote speech oleh Engr. Remelyn R Recoter, MNSA, CESO III (Director IV, Departemen of Agriculture, Agricultural Traning Institute).

Editor : Tata Rahmanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network