Naga dari Kacang Panjang Meriahkan Sedekah Bumi di Blora: 25 Kilogram untuk Karya Seni yang Bikin Ta

BLORA, iNewsBoyolali.id – Tradisi tahunan Sedekah Bumi di Kabupaten Blora kembali digelar meriah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, berbagai kegiatan adat digelar warga, mulai dari arak-arakan tumpeng hasil bumi, pertunjukan wayang kulit, hingga kesenian rakyat lainnya. Namun tahun ini, ada yang berbeda dan mencuri perhatian masyarakat: naga raksasa yang terbuat dari kacang panjang!

Adalah Novianto, seorang pemuda kreatif dari Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngawen, Blora, yang menjadi otak di balik karya unik tersebut. Ia bersama teman-temannya mulanya hanya iseng saat nongkrong malam tasyakuran menjelang acara puncak Sedekah Bumi. Dari obrolan santai itulah lahir ide tak biasa: membuat naga dari kacang panjang yang melilit tumpeng hasil bumi.

“Awalnya cuma becandaan waktu ngopi sama teman-teman. Eh, malah beneran jadi dan rame banget,” ujar Novianto saat ditemui di sela-sela arak-arakan.

Dengan bantuan warga sekitar, Novianto membutuhkan waktu empat hari untuk merampungkan karya seninya. Tidak tanggung-tanggung, sekitar 25 kilogram kacang panjang digunakan demi menciptakan naga sepanjang beberapa meter yang tampak ‘menggigit’ hasil bumi dari desa mereka. Bentuknya pun nyaris menyerupai naga sungguhan, lengkap dengan mata, kepala, dan tubuh bersisik dari rajutan sayuran hijau.

Hasilnya? Spektakuler. Saat dipamerkan dalam arak-arakan tumpeng keliling desa, naga kacang panjang ini langsung jadi pusat perhatian warga. Banyak yang mengabadikan momen unik itu dan mengunggahnya ke media sosial.

Sedekah Bumi sendiri merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Blora sebagai bentuk syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Warga mempersembahkan hasil bumi terbaik dalam bentuk tumpeng raksasa, diiringi doa dan harapan agar panen ke depan tetap melimpah dan membawa berkah.

Dengan adanya sentuhan kreatif dari pemuda desa seperti Novianto, tradisi ini tak hanya lestari, tapi juga makin semarak dan relevan dengan zaman.

Editor : Tata Rahmanta