"Agar Tuhan memberikan berkah,kedamaian dan ketenteraman di Kabupaten Boyolali. Turun temurun dilaksanakan, kemudian didoakan di Masjid Ciptomulyo oleh ulama. Kemudian dibawa ke pelataran masjid yang akan dibagikan ke masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih bahwa tradisi sebaran kue apem kukus keong emas dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya.
"Melestarikan tradisi. Otomatis kebudayaan kita juga semakin maju. Yang kedua, kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat Boyolali semakin sejahtera. Yang ketiga untuk meningkatkan event pariwisata sehingga banyak wisatawan yang hadir di Kabupaten Boyolali," katanya.
Dilanjutkan olehnya, kue apem pada acara ini berbeda dengan kue apem umumnya. Kue apem ini dibuat dengan cara dikukus sehingga rasanya berbeda. Pada zaman pujangga Yosodipuro, keong emas merupakan hama perusak tanaman padi yang mengakibatkan gagal panen.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait