Sebelum tinggal di ladang, pria 49 tahun tersebut mengaku sempat berpindah-pindah tempat tinggal bersama saudaranya bahkan orang yang memberinya pekerjaan. Namun, ia merasa tidak enak hati tinggal bersama orang lain terus.
Ia mengatakan ia bekerja serabutan sebagai buruh bangunan dan tani. Uangnya sehari-hari, tutur dia, tak cukup untuk menyewa indekos.
“Enggak punya [uang] untuk kontrak, tapi pokoknya seadanya saja. Ada yang longgar [membantu] gratis, saya maturnuwun tapi pekewuh [tidak enak hati]. Masa saya dibantu tapi hanya duduk manis. Saya sukanya diberi kerjaan,” kata dia.
Pardi mengaku tak hanya ada orang baik menawarkan indekos, ada pula yang ingin membuatkan rumah permanen. Namun, ia khawatir kalau menyusahkan orang lain karena pasti biayanya cukup mahal.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait