Manfaatkan Air dari Goa Vertikal 180 Meter, Warga di Wonogiri Merdeka dari Kekeringan

Bowo
Warga di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah menikmati air yang diambil dari Goa Jomblang, Foto: Ist.

WONOGIRI, iNewsBoyolali.id – Warga di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah bisa berlega hati. Persoalan kekeringan yang dialami sejak puluhan tahun kini teratasi setelah berhasil memanfaatkan air dari Goa Jomblang.

Dengan kontur wilayah Desa Gendayakan yang sebagian besar perbukitan berbatu gamping (karst) dan vegetasi berakar dangkal, membuat air tidak tersimpan di dalam tanah, sehingga warga tak bisa menggali sumur untuk mengambil air bersih. Padahal, air merupakan kebutuhan vital bagi ribuan warga yang bekerja sebagai petani.

"Kekeringan sudah terjadi sejak saya kecil. Untuk mendapatkan air bersih warga hanya punya dua pilihan, yakni membuat penampungan air saat hujan. Lalu ketika musim kemarau panjang, warga harus memanggul air sambil berjalan kaki sekitar empat jam pulang pergi ke Pacitan, Jawa Timur untuk mengambil 25 liter air bersih," ujar Kepala Desa Gendayakan, Heri Sutopo, Rabu (23/8/2023).

Kesulitan air bersih menimbulkan sejumlah dampak, terutama dalam hal menurunnya kesejahteraan masyarakat. Mulai dari gagal panen hingga tergerusnya tabungan warga untuk membeli air. Untuk satu tangki air dengan kapasitas 5.000 liter, warga harus merogoh kocek sekitar Rp150.000. Ketika kemarau, harga air naik menjadi Rp170.000 hingga Rp200.000.

“Lebih dari 80 persen warga kami menggantungkan hidup dari bertani, kalau gagal panen karena tidak ada air, otomatis mereka tidak memiliki penghasilan. Ada juga warga yang terpaksa menukarkan ternak peliharaan, seperti sapi demi mendapatkan air bersih, sehingga dengan kondisi seperti itu, secara perlahan kesejahteraan warga menurun,” katanya.

Keadaan ini mulai berubah ketika tahun 2019. Kala itu, kerja persaudaraan lintas instansi dan elemen masyarakat mulai mengeksplorasi Goa Jomblang yang ada di Desa Gendayakan. Hasil penelitian menunjukkan, di dasar goa terdapat sumber air bersih melimpah dengan baku mutu yang dapat dikonsumsi manusia.

Kerja persaudaraan melibatkan Mahasiswa Pecinta Alam GAPADRI dari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), Padasuka (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga), PLN dan Djarum Foundation sukses mengangkat dan mendistribusikan air dari Goa Jomblang.

Di tahun ini, upaya peningkatan distribusi air dari Goa Jomblang mampu menghasilkan 144.000 liter air per hari yang bisa memenuhi kebutuhan 2.071 jiwa di Desa Gendayakan. Hingga Agustus 2023, air dari Goa Jomblang sudah disalurkan ke 720 warga di empat dusun yakni Dusun Ngejring, Gendayakan, Blimbing dan Pucung. Upaya berhasil memerdekakan warga desa dari kekeringan.

Deputy Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation Achmad Budiharto mengatakan, pihaknya tergerak membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi warga Gendayakan. Meski sudah menemukan sumber air bersih di Goa Jomblang, proses distribusi air bersih ke rumah-rumah warga tidak mudah. Goa Jomblang merupakan goa vertikal yang memiliki kedalaman 180 meter, atau setara dengan 45 lantai gedung bertingkat.

“Jika diukur, kedalaman goa melebihi tingginya Monas. Tidak mudah mengangkat air dengan kedalaman seperti itu. Dibutuhkan instalasi pompa dan pipa yang kuat untuk mengangkat air ke atas. Di sinilah Djarum Foundation melalui program Djarum Sumbangsih Sosial hadir untuk mendukung pengangkatan air dan pendistribusiannya, sehingga dapat dinikmati oleh warga desa,” tutur Budiharto.

Proses optimalisasi pendistribusian air bersih Goa Jomblang terus disempurnakan. Pada 2023, Djarum Foundation memperkokoh instalasi pompa, kelistrikan dan proses pendistribusian air ke warga. Instalasi pompa meliputi penggantian pompa berupa tiga unit pompa submersible yakni 1 unit Grundfos dan 2 unit Franklin dari Jerman.

Lalu, penggantian instalasi pipa juga diganti dari yang semula pipa pvc menjadi pipa stainless steel agar tidak mudah pecah. Sedangkan pada sistem kelistrikan, tegangan listrik yang sering turun diperbaiki dengan penggantian trafo dan kabel tanpa percabangan. Kabel yang didesain khusus, berfungsi menghambat voltase naik-turun sehingga menanggulangi risiko pompa terbakar. Daya listrik juga dinaikkan menjadi 11.000 VA per 1 phase dari sebelumnya 4.000 VA per 1 phase.

"Selain itu, kami juga melakukan penutupan pada mulut goa dengan memasang steel grating di bibir goa. Hal ini dilakukan untuk mencegah benda-benda asing yang masuk dari ketinggian lebih dari 100 meter yang dapat merusak instalasi pompa,” katanya.

Dengan berbagai peningkatan tersebut, saat ini debit air yang diangkat dari Goa Jomblang mampu memenuhi kebutuhan air warga di empat dusun. Tak hanya itu, melimpahnya debit air dari Goa Jomblang kelak juga akan dinikmati tujuh dusun lainnya di Desa Gendayakan. Harapannya di masa mendatang, 11 dusun akan segera menikmati air bersih.

“Berdasarkan kalkulasi, debit air yang saat ini sudah berhasil diangkat dari Goa Jomblang mampu memenuhi kebutuhan air untuk 2.071 warga yang tersebar di 11 dusun di Desa Gendayakan. Ini adalah kabar yang sangat menggembirakan. Di tengah musim kemarau yang sedang terjadi di sebagian wilayah Indonesia, kerinduan warga desa Gendayakan terhadap air bersih kini mulai terobati. Ke depan, kami berharap semoga kerja persaudaraan ini semakin memberikan manfaat ke lebih banyak warga desa," tuturnya.  

Editor : Tata Rahmanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network