BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Memperingati Hari Anak Nasional, anak-anak di lereng Gunung Merapi mengikuti festival menari bersama bergembira, di Sanggar Agatha Merapi di Desa Subung, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (23/7/2023). Dalam acara ini anak-anak berkebutuhan khusus dilibatkan dan diajak untuk mengenal tarian serta permainan tradisional yang mulai ditinggalkan.
Menariknya saat menari Tari Gedruk yang dibawakan oleh anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dari SLB Cepogo, Anak-Anak lainnya serta para orang tua juga ikut menari bersama membaur menjadi satu. anak-anak tampak bergembira saat mengikuti festival menari bersama bergembira dalam menyambut hari anak nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli.
“tadi menari,fasion show,dan juga menyanyi, seneng banget karena bisa menyanyi dan menari dengan anak-anak berkebutuhan khusus, melihat teman abk itu saya sadar walau kita ini berbeda ada yang berkebutuhan khusus dan lain-lain ternyata kita itu teman." Kata Jihan Aulia salah satu peserta festival saat ditemui dilokasi.
Dalam kegiatan tersebut anak-anak selain dikenalkan mengenai tarian gugur gunung yang menceritakan tentang kegotong royongan di tengah masyarakat, para peserta juga diajak bermain tradisional yang mulai ditinggalkan dimasa sekarang seperti permainan dakon dan lompat tali.
Salah satu orang tua peserta Erni Krismawati mengaku sangat bahagia sekali dengan berbaurnya anak-anak normal dengan anak disabilitas itu sangat bahagia sekali , karena apa, anak yang berkebutuhan khusus dengan anak normal itu sama-sama mereka berbaur tidak ada rasa kekecilan hati mereka. semua sama saya sangat berbahagia sekali ada acara interaksi anak sesama normal dengan dan yang berkebutuhan.
“kami berharap di hari anak, anak-anak semua sukses semua beruntung karena sepintar apapun kalau kita tidak beruntung itu kita tidak jadi, saya berdoa semoga anak-anak mendapat keberuntungan." Ungkap Erni.
Sanggar Agatha Merapi sengaja mengajak anak-anak ABK maupun tidak untuk mengenal dan tetap melestarikan tarian serta permainan tradisional.
Pembina Sanggar Agatha Merapi Sarsito menjelaskan, bahwa dengan permainan dan tarian tradisional ini anak-anak diajak untuk saling bekerja sama satu dengan lainnya, sehingga nilai-nilai luhur dalam kebersamaan ini akan bermanfaat bagi anak-anak disaat dewasa nanti. Dilibatkannya anak berkebutuhan khusus ini sebagai wujud pemenuhan hak anak yaitu bermain dan bersama terlebih terhadap ABK yang selama ini kurang mendapat perhatian.
“pada tema tahun ini untuk hari anak nasional adalah anak terlindungi, Indonesia maju, dan kami memiliki visi untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa hak anak itu sama, entah dia itu abk atau yang normal itu sama , selain itu upaya kami memperlihatkan prestasi mereka. sebenarnya anak yang normal dan abk itu hanya masalah speed saja jadi kalau yang normal speednya normal dan abk itu ada yang speednya lambat ada yang speednya terlalu cepat, kemudian kita bersama menari ada fasion show ada kegiatan yang lain bahwa biar mereka paham ada teman kita yang harus diajak main sehingga tidak ada diskriminasi ." Pungkasnya
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait