120 Kuda Bakal Berlaga di IHR Piala Raja HB X, Rebutkan Hadiah Rp1 Miliar

BANTUL, iNewsboyolali.id - Sebanyak 120 kuda dari berbagai daerah di Indonesua akan bertarung dalam Indonesia’s Horse Racing (IHR) Piala Raja Hamengku Buwono (HB) X 2025 di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, Minggu (9/11/2025). Kejurnas pacuan kuda ini mengusung tradisi historis dan budaya modern dengan total hadiah mencapai Rp1 miliar. 

Sejumlah kuda unggulan akan beradu kecepatan dalam kejuaraan ini. Sepeti Kuda Naga Sembilan dari DKI Jakarta, pemenang Piala Raja HB X 2024 dan Star of Stars Kejurnas II 2025.  Ada juga Princess Gavi dari Jawa Barat, peraih podium 2 Indonesia Derby 2025 dan pemenang Super Sprint Kejurnas II 2025 yang akan bertemu dalam kelas terbuka 2.000 meter. 

Baca Juga

Kejuraan Pacuan Kuda IHR-Indonesia Derby 2025, 156 Kuda Terbaik Bakal Berlaga

Untuk kelas terbuka sprint 1.300 meter juga tidak akan kalah menarik. Ada kuda War Kudeta dari Jawa Barat, Dominator dan Dewa United dari Jakarta. Sedangkan kuda Tokugawa Eclipse dari Jawa Tengah, Monochrome dan Suntora Nagari dari Sulawesi Utara, serta Cassius Warrior dari Jawa Timur akan bertanding di Kelas 3 Tahun Derby Divisi I. 

“Pertarungan kuda-kuda terbaik dari dua belas daerah di Indonesia akan menjadi sajian menarik dalam gelaran IHR Piala Raja HB X 2025 yang merupakan gelaran penutup rangkaian IHR 2025 “The Race of Rising Stars”,” kata CEO & Co-Founder SARGA.CO Aseanto Oudang. 

Perlombaan ini tidak hanya menawarkan kompetisi menarik antar kuda-kuda juara. Namun ada perpaduan tradisi historis dan budaya modern yang mencerminkan pacuan kuda sebagai salah satu sportainment paling bergengsi di seluruh dunia.Pacuan kuda memperebutkan Piala Raja HB telah dimulai sejak masa Sultan HB IX. Tahun ini merupakan penyelenggaran ke-15. 

“Nanti akan ada arak-arakan bergada (prajurit) pembawa trophy raja pada upacara pembukaan IHR Piala Raja HB X 2025. Kami berkomitment mempromosikan olahraga pacuan kuda melalui penyelenggaraan event yang profesional dan prestise, dengan menjunjung nilai sejarah dan kearifan lokal,” tambah Oudang.

Editor : Tata Rahmanta