get app
inews
Aa Text
Read Next : Unik, Figur 8 Presiden Bersama Pengendara dan Warga Gelar Upacara Di Tengah Jalan Raya

Impian Kecil yang Tak Pernah Terwujud – Kisah Tragis Angga, Bocah yang Ingin Jadi Pemain Sepak Bola

Minggu, 12 Oktober 2025 | 21:03 WIB
header img
Suasana Proses Pemakaman Jenazah Angga. Orang Tua Dan Keluarga Duduk di Depan Makam Anaknya. Foto:iNews

GROBOGAN, iNewsBoyolali.id – Angga Bagus Perwira, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Grobogan, Jawa Tengah, dikenal sebagai anak pendiam dan penurut. Di balik sifatnya yang kalem, bocah berusia 12 tahun itu menyimpan banyak impian besar, salah satunya ingin menjadi pemain sepak bola profesional.

Cita-cita itu ia ceritakan kepada ayahnya, Sawendra, dan kakeknya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Angga bahkan sempat meminta dibelikan sepatu bola dan kaos olahraga sebagai wujud keseriusannya menekuni dunia sepak bola.

“Ia pernah minta dibelikan sepatu bola, dan sudah saya belikan. Untuk kaos bola, kakeknya yang membelikan. Cita-citanya memang ingin jadi pemain bola sejak kecil. Selain itu, dia juga sempat bilang ingin jadi masinis karena di depan rumah ada rel kereta,” ungkap Sawendra, ayah korban, saat ditemui di rumah duka.

Namun, sepatu dan kaos bola yang baru saja dibelikan itu kini hanya menjadi kenangan. Sebelum sempat memakainya, Angga meninggal dunia akibat dugaan aksi perundungan disertai kekerasan yang dilakukan oleh teman sekolahnya sendiri.

Angga merupakan anak pertama pasangan Sawendra dan Ike, warga Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan. Sejak kecil, ia tinggal bersama kakek dan neneknya di kampung halaman, sementara kedua orang tuanya telah merantau ke Sukabumi, Jawa Barat, selama dua puluh tahun terakhir.

“Dulu sebelum masuk SMP, saya sempat menawarinya sekolah di Sukabumi, tapi dia tidak mau. Saya tidak memaksa, karena takut berdampak pada psikologinya,” tambah Sawendra.

Meski tinggal berjauhan, komunikasi antara ayah dan anak tetap terjalin erat. Hampir setiap malam selepas salat Magrib, Angga biasa melakukan video call dengan sang ayah untuk bercerita tentang sekolah dan cita-citanya.

Sayangnya, percakapan video call terakhir mereka pada Sabtu malam menjadi yang terakhir. Siangnya, keluarga di Grobogan mengabarkan bahwa Angga telah tiada.

“Tidak ada firasat apa pun waktu itu. Saya masih sempat video call malam harinya. Keesokan siangnya, saya dapat kabar bahwa Angga sudah meninggal. Saya benar-benar kaget dan tidak percaya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kini, impian bocah pendiam itu terkubur bersama jasadnya. Keluarga hanya bisa pasrah, meski rasa duka dan ketidakpercayaan masih menyelimuti.

Sawendra dan istrinya, Ike, tak kuasa menahan tangis saat mengantarkan jenazah putra sulung mereka ke peristirahatan terakhir. Mereka berharap pihak kepolisian mengusut tuntas dan menindak tegas para pelaku yang terlibat dalam kasus tragis tersebut.

“Kami serahkan semuanya kepada pihak kepolisian, tapi kami ingin keadilan untuk anak kami,” ucapnya lirih.

 

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut