get app
inews
Aa Text
Read Next : 300 Ton Sampah per Hari! DLH Boyolali Desak Warga Kelola Sendiri dari Rumah

Pameran Keris di Museum Boyolali: Pelajar Diajak Kenali Warisan Budaya Dunia

Senin, 21 Juli 2025 | 19:44 WIB
header img
Pelajar Boyolali mengamati koleksi keris dalam Pameran Benda Pusaka di Museum Hamong Wardoyo, Senin (21/7/2025).Foto: Humas Pemkab Boyolali

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Puluhan pelajar tampak antusias menyaksikan deretan keris dan benda pusaka lainnya dalam Pameran Benda Pusaka yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali di Museum Hamong Wardoyo.

Acara edukatif ini berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa (21–22 Juli 2025), dan terbuka gratis bagi masyarakat, khususnya para pelajar.

Sekretaris Disdikbud Kabupaten Boyolali, Lasno, menjelaskan bahwa sebagian besar benda pusaka yang dipamerkan merupakan keris atau senjata tradisional yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

“Koleksi yang dipamerkan ini berasal dari era Pajajaran hingga masa kemerdekaan. Jadi usianya cukup tua dan bernilai historis tinggi,” ujar Lasno, Senin (21/7/2025).

Dalam pameran ini ditampilkan 90 koleksi pusaka, terdiri dari 74 bilah keris, 10 tombak, satu buah badik, dua songsong, dua pedang, dan satu tongkat komando.

Menurut Lasno, tujuan utama pameran adalah mengedukasi masyarakat agar lebih memahami sejarah serta nilai filosofis dari benda-benda pusaka.

“Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, mengenali dan menghargai warisan adiluhung para leluhur yang masih tersimpan dan terdokumentasikan hingga kini,” jelasnya.

Salah satu kolektor pusaka yang turut hadir, Mahmudi, menambahkan bahwa pameran seperti ini penting untuk memperkenalkan kembali budaya luhur Indonesia kepada pelajar.

“Keris adalah maha karya nenek moyang yang sudah diakui dunia. Dengan pameran ini, generasi muda bisa tahu bahwa kita punya warisan budaya yang luar biasa,” kata Mahmudi.

Dalam kesempatan itu, Mahmudi juga mendemonstrasikan proses penjamasan atau pembersihan keris. Proses tersebut diawali dengan merendam keris dalam air kelapa, lalu menggosoknya dengan air jeruk nipis untuk menghilangkan karat. Setelah itu, keris dicelupkan ke dalam warangan (larutan arsenik) guna menonjolkan motif asli, sebelum akhirnya dibilas dan dikeringkan.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut