get app
inews
Aa Text
Read Next : Cetak Prestasi Internasional, Dua Tim Mahasiswa UMS Sabet Emas di Jepang

Kisah Yusuf R Yanuri, Alumnus UMS Kuliah Double Degree dengan Beasiswa Indonesia Bangkit

Minggu, 13 Juli 2025 | 18:03 WIB
header img
Mahasiswa lulusan UMS Yusuf R. Yanuri, S.Ag yang menempuh program S2 double degree dari UIII dan University of Edinburgh. Foto: Ist.

SOLO, iNewsBoyolali.id – Mahasiswa lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Yusuf R. Yanuri, S.Ag membagikan pengalamannya saat menempuh program S2 double degree dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan University of Edinburgh. Ia sedang menempuh pendidikan internasional di bawah skema beasiswa Indonesia Bangkit dari Kementerian Agama. 

Program yang ia jalani merupakan dual master degree selama dua tahun, di mana Yusuf menghabiskan tahun pertama di UIII Depok, dan tahun kedua di University of Edinburgh, Inggris. “Ini satu kesatuan. Kami menyelesaikan dua tesis, dapat dua ijazah, dan ikut dua kali wisuda,” jelas Yusuf minggu (10/7/2025).

Beasiswa Indonesia Bangkit ini disebut mirip dengan skema Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dengan proses seleksi mulai dari administrasi, tes bakat skolastik, hingga wawancara. Yusuf mengikuti seleksi pada April 2023 dan langsung memulai studi di UIII pada September tahun yang sama.

Di Edinburgh, Yusuf mengambil program studi bertajuk Globalized Muslim World, sebuah pendekatan kontemporer dalam kajian Islam. Ia menyebut pengalaman akademik di Inggris sangat berbeda, terutama dalam hal interaktivitas kelas, keadilan penilaian, dan budaya ketepatan waktu.

“Di sini dosen maksimal bicara satu jam. Selebihnya diskusi. Bahkan ada kelas yang dosennya hanya memberikan mini-lecture 20 menit, lalu sisanya diskusi penuh,” ungkapnya.

Dari sisi lingkungan, Yusuf menjelaskan bahwa kehidupan sebagai Muslim di Edinburgh sangat kondusif. Masjid dan toko halal tersebar luas, komunitas Muslim dan diaspora Indonesia aktif mengadakan pengajian, buka puasa bersama, hingga halal bihalal saat Idulfitri.

Sebagai kader Muhammadiyah, Yusuf juga menyinggung keterlibatan komunitas Muhammadiyah di Inggris, yang secara resmi bernaung di bawah PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) UK & Irlandia. Meskipun belum begitu aktif secara luring di Edinburgh, namun kegiatan daring seperti pengajian masih berjalan.

Yusuf yang merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan pernah nyantri di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS, mengungkapkan bahwa nilai-nilai organisasi yang ia dapatkan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sangat membentuk cara berpikirnya.

“Organisasi seperti IMM mengajarkan saya untuk berpikir kritis, tidak mudah menyerah, dan memperluas jejaring yang sangat membantu dalam pengembangan diri ke depan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya keberanian dan motivasi untuk melanjutkan studi ke luar negeri, terutama bagi kader-kader Muhammadiyah yang berasal dari latar belakang non-elite.

“Motivasi dan keberanian itu penting. Banyak kader yang merasa tidak mampu padahal peluangnya ada. Beasiswa afirmasi juga tersedia, tapi kalau mentalitas kita belum siap, tetap sulit,” ujarnya.

Ia mendorong mahasiswa UMS dan kader Muhammadiyah lainnya untuk tidak ragu melangkah ke kancah internasional.

“Saya berharap ilmu yang saya peroleh bisa bermanfaat, baik bagi keluarga, masyarakat, maupun institusi seperti UMS dan Muhammadiyah,” pungkasnya. 

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut