GROBOGAN- Puluhan petani di Grobogan sempat mengutarakan keluhan di depan calon Wakil Gubernur Jawa Tengah, terkait anjloknya harga hasil pertanian disaat musim panen tiba. mereka juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk karena terbentur sistem atau aturan penebusan yang terlalu ribet dan berbelit-belit.
Dalam kampanye kali ini, calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Tengah nomor urut satu, Andika-Hendi berjanji akan merubah mekanisme penebusan pupuk bersubsidi agar lebih simple dan mudah bagi para petani.
Petani asal Desa Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah, dengan kompak menyuarakan keluhan mereka di hadapan calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Hendrar Prihadi atau yang biasa dikenal dengan Hendi, saat menggelar sosialisasi bersama kelompok tani, pengusaha UMKM di rumah salah satu pendukung pasangan Andika-Hendi di Desa Kaliwenang.
Dalam dialog dan sosialisasi kali ini, petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk karena terbentur mekanisme penebusan pupuk yang dianggap terlalu ribet dan mempersulit petani.
Dalam mekanisme penebusan pupuk, petani harus memiliki aplikasi integrasi pupuk bersubsidi dan menunjukkan KTP asli. Hal ini dianggap sangat ribet dan mempersulit para petani terutama petani yang sudah lanjut usia dan tinggal di lokasi yang jauh dari jangkauan.
Selain itu, petani juga mengeluhkan bahwa mereka selalu merugi jika musim panen tiba, dimana harga pupuk selalu anjlok saat dijual di pasaran. Sementara, modal produksi mulai dari awal hingga panen jauh dari kata untung.
Seperti yang diungkapkan kusmiatun, petani asal desa kaliwenang ini selalu merugi karena harga jual hasil panen jagung maupun padi sejak beberapa bulan lalu tidak sesuai harapan. Hal ini dikarenakan adanya permainan harga dari tengkulak yang sengaja mencari untung banyak namun sangat merugikan petani. Ia berharap kepada calon gubernur dan wakil gubernur jawa tengah nomor urut satu untuk bisa memperjuangkan nasib petani.
“ Kalau pas musim panen jagung, harga selalu jatuh, saya minta harga itu dinaikkan lagi jangan dijatuhkan, kita rugi dan tidak sebanding dengan modal yang kita keluarkan. Dan lagi kalau kita cari pupuk itu sulitnya minta ampun, harus pakai KTP atau elekto-elektro semacam itu saya tidak mudeng (Paham-red). Pokoknya saya minta pada pak Hendi dan Andika untuk naikin harga jagung atau padi dari petani,”keluh Kusmiatun.
Editor : Tata Rahmanta