BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Bertepatan dengan hari kanker sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Pebruari 2023, masyarakat dihimbau untuk mengenal lebih dini gejala kanker, sebab kanker merupakan penyakit yang diakibatkan adanya sel atau jaringan tidak normal yang dapat berkembang sehingga mengganggu metabolisme tubuh. Penyakit ini cukup berbahaya sehingga harus dicegah sedini mungkin.
Menurut dr. Anton Christanto, M. Kes, Sp. THT-KL, ada banyak jenis penyakit kanker. Secara umum, dialami masyarakat di Indonesia antara lain penyakit kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, kanker kolon atau usus, dan kanker pada liver. Penanganan di Indonesia melalui deteksi dini, misalnya bagaimana memeriksa payudara kalau ada benjolannya dan sebagainya.
Berdasarkan data tahun 2020, jenis penyakit kanker yang dialami masyarakat di dunia antara lain penyakit kanker payudara, kanker paru, kanker usus, kanker prostat, kanker lambung, liver, dan sebagainya.
"Gejala awal penyakit kanker berbeda-beda. Misalnya, kanker paru yakni batuk terus menerus dan tidak sembuh-sembuh, kemudian untuk kanker usus yakni buang air besar (BAB) tidak lancar, kanker payudara yakni muncul benjolan, kanker paru yakni keringat malam, dan kanker lambung yakni maag," ujarnya, Sabtu (4/2/2023).
Anton menjelaskan, penyakit kanker sangat berbahaya sehingga harus diantisipasi sejak dini. Ada beberapa langkah untuk mencegah penyakit kanker, antara lain mengurangi tembakau (merokok) atau alkohol, mengurangi paparan bahan pemicu kanker, mengikuti program vaksinasi, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), cek kesehatan secara rutin, rajin berolahraga, menjaga pola makan, istirahat yang cukup, serta mampu mengelola stress.
"Himbauan kepada masyarakat, kita harus sadar bahwa kanker itu berbahaya. Tapi kanker bisa dicegah. Maka yang perlu diperhatikan adalah perilaku hidup sehat. Jangan takut berkonsultasi dengan dokter," ujarnya.
Anton mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi persoalan pada Hari Kanker Sedunia tahun 2023 ini, yakni kesenjangan. Misalnya, kesenjangan pelayanan atau perawatan kanker dari masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan.
"Harapannya ada edukasi saat di fasilitas kesehatan (faskes) pertama atau Puskesmas, itu paling tidak memberikan edukasi kepada pasien bahwa deteksi dini penyakit kanker itu perlu, dan tidak perlu takut, sehingga pasien itu bisa semakin dini terdeteksi apabila dia mempunyai keganasan, sehingga kemungkinan untuk sembuh atau kemungkinan untuk memperpanjang usia kehidupan, apabila ditemukan keganasan itu akan lebih panjang, yang biasanya 5 tahun bisa 10 tahun bisa 15 tahun bisa 20 tahun," imbuhnya.
Editor : Tata Rahmanta