BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mengingatkan keras penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tak menyalahgunakan bantuan untuk aktivitas negatif, khususnya judi online (judol). Gibran bahkan menegaskan, jika terbukti BSU digunakan untuk judol, penerimanya siap-siap dikenai sanksi pemblokiran bantuan.
Hal itu disampaikan Wapres saat meninjau langsung penyaluran BSU di Kantor Pos Boyolali, Jumat (18/7/2025). Kunjungan ini merupakan lokasi ketiga setelah Jakarta dan Tangerang dalam rangka memastikan distribusi BSU berjalan tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
“Saya tekankan, kalau dipakai untuk kegiatan-kegiatan yang tidak baik seperti judol, itu bisa kita trace rekeningnya. Nanti ada mekanisme hukum, bisa diblokir, bantuannya dihentikan,” tegas Gibran di hadapan awak media.
Wapres Gibran datang didampingi Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, Wamen BUMN Aminuddin Ma’ruf, serta Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Turut hadir pula Dirut BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro, Bupati Boyolali Agus Irawan, dan Kepala Kantor Pos Boyolali Andalusia Mayasari.
Program BSU 2025 ditujukan bagi pekerja non-ASN dan non-TNI/Polri yang terdaftar aktif di BPJS Ketenagakerjaan, dengan gaji maksimal Rp3,5 juta. Bantuan sebesar Rp600 ribu ini mencakup dua bulan dan disalurkan melalui bank-bank HIMBARA atau Kantor Pos untuk yang tak punya rekening bank.
Menurut Wamenaker Immanuel Ebenezer, pemerintah mengalokasikan dana Rp10,3 triliun untuk program ini dengan target penyaluran selesai pada akhir Juli 2025.
“Hingga saat ini, BSU sudah diterima oleh 13,8 juta pekerja dari total 15,9 juta penerima. Itu artinya 86,66 persen sudah tersalurkan,” katanya.
Di Jawa Tengah, sebanyak 2.023.415 pekerja telah menerima BSU. Sedangkan di Kabupaten Boyolali, sebanyak 84.414 pekerja telah memperoleh bantuan tersebut.
Gibran juga mengingatkan agar bantuan digunakan secara produktif, misalnya untuk kebutuhan sekolah anak atau sembako, bukan konsumsi konsumtif atau malah judi.
“BSU ini bentuk nyata kehadiran negara. Tapi tolong dimanfaatkan dengan baik. Kalau disalahgunakan, siap-siap saja,” tutupnya.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait