Dengan Honor 300 Ribu, Wanita Tangguh di Grobogan Berjuang Cerdaskan warga, Dirikan 5 Taman Bacaan

Rustaman Nusantara
Inayati, seorang Pendidik, Dengan Honor 300 Ribu Rupiah, Berjuang Untuk Mencerdaskan Warga Dengan Mengajar dan Mendirikan 5 Taman Bacaan Gratis. Kamis (19/12/24). Foto : Rustaman Nusantara

GROBOGAN,INewsBoyolali.id- Seorang wanita paruh baya tangguh di Grobogan, berjuang sendiri selama bertahun-tahun agar seluruh warga, terutama anak-anak dari warga miskin agar bisa lebih produktif dan cerdas dengan memperoleh pendidikan tambahan. Dengan bermodalkan uang honor tiga ratus ribu rupiah per bulan, ia rela membangun dan mengembangkan lima tempat taman bacaan gratis yang kini serahkan dan dikelola oleh warga setempat.  Seperti apa perjuangan ibu paruh baya tersebut dalam memperjuangkan perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik.  Simak liputannya.

Inayati warga Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah, setiap pagi harus bersiap untuk berangkat mengajar di tiga sekolah di Kedungjati. Diantaranya  Di Sekolah Dasar Negeri Satu Ngombak, Sekolah Menengah Pertama Serta Di Madrasah. Dengan mengendarai sepeda mini, ia berjalan menyusuri kawasan hutan Kedungjati menuju tempat mengajar.  Aktivitas ini ia nikmati dan  lakukan setiap hari sesuai dengan jadwal ia mengajar tanpa mengenal rasa lelah ataupun mengeluh.

Untuk tugas mengajar pertama kali, inayati berjalan menuju Sekolah Dasar Negeri Satu Ngombak. Sesampai di sekolah, ibu tangguh berusia lima puluh enam tahun ini memeriksa hasil  ulangan anak-anak, dan kemudian masuk ke ruang kelas untuk mengajar bahasa inggris.  Ibu single parent dengan satu anak ini merupakan lulusan sarjana hukum. Namun karena mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris dengan baik, ia dipercaya pihak sekolah untuk mengampu mata pelajaran bahasa inggris.


Inayati Mengajar Anak-anak dan Orang Tua di Taman Bacaan

 

Menurut Tatik Budianingsih, kepala Sekolah Dasar Negeri Satu Ngombak,  Inayati adalah guru tamu yang sudah bergabung sejak tahun dua ribu dua puluh lalu. Karena kondisi keuangan sekolah yang sangat minim dan terbatas, pihak sekolah hanya bisa membantu memberikan honor sebesar tiga ratus ribu rupiah. Kepala sekolah juga berharap agar pemerintah terutama presiden prabowo juga memberikan kesejahteraan bagi seluruh guru baik guru tamu, honor maupun pegawai negeri sipil.

“Bu Ina ini gabung bersama kita pada tahun 2020 lalu dan ia mengajar bahasa inggris meski ijazahnya adalah sarjana hukum, namun ia mampu mengajar bahasa inggris. Untuk honor memang kita ikut prihantin karena mengingat kondisi keuangan sekolah. Untuk status adalah guru tamu, Jadi sewaktu-waktu ada sarjana yang datang melamar seusai dengan jurusannya mbak Ina akan kita tempatkan di posisi lain,” ucap Tatik Budianingsih kepsek SDN1 Ngombak.

Setelah selesai mengajar di Sekolah Dasar Negeri Satu Ngombak, Inayati kemudian berpindah ke sekolah lain untuk mengajar. Dan disini ia diberikan honor seratus lima puluh ribu rupiah. Meski harus berjuang peras keringat dengan hasil yang sangat minim, ibu paruh baya ini mengaku sangat senang dan ikhlas menjalani dan bisa menerima semuanya. Bahkan uang yang diperoleh dari hasil mengajar digunakan untuk pengembangan taman bacaan yang telah ia rintis mulai dari nol sejak  beberapa tahun lalu.

"Awalnya saya bekerja di akademi komputer di Banjarmasin, kalimantan. Dan disana saya ikut mengawasi ujian, kadang membuat soal. Setelah itu saya ke Brunai tujuh tahun. Dan setelah pulang saya terpanggil sebagai pendidik,” ungkap Inayati.

Inayati memiliki pengalaman mengajar sejak tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga lalu di Banjarmasin, Kalimantan. Setelah itu ia bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia  yang bekerja di tempat seorang kerabat kerajaan  Brunei Darussalam, selama tujuh tahun. Ia terpaksa pulang ke indonesia pada tahun dua ribu tujuh talu, karena harus merawat anak semata wayang dan orang tuanya yang sakit-sakitan. Dari sinilah jiwa pendidik ibu satu anak ini kembali bangkit. Dari awal karir, ia sempat mendirikan taman bacaan dengan kondisi seadanya, hingga kini ia bisa mencari biaya dengan cara mengajar sebagai guru tamu di beberapa sekolah.

“ Saya terpaksa pulang karena orang tua saya sakit dan saya juga harus merawatnya juga. Tapi jenuh juga rasanya karena tidak ada kerja. Dan dari sinilah jiwa pendidik saya terpanggil. Saya membuat taman bacaan dibantu teman-teman. Tapi untuk modal awalnya seadanya. Dan setelah saya ikut mengajar. Uang honor tiga ratus ribu rupiah dari sekolahs aya gunakan untuk pengembangan taman bacaan, tambahnya.


Inayati Mengajar Sebagai Guru Tamu di Sekolah Dasar negeri 1 Ngombak

 

Mengetahui banyaknya anak-anak dan orang tua yang terlalu fokus bermain dengan menggunakan gadget atau handphone, ia lebih semangat untuk mengajak dan merekrut warga sekitar untuk lebih giat dalam mengembangkan taman bacaan di desa.  Dengan bantuan relawan setempat, den biaya pribadi, inayati bisa mendirikan lima tempat taman bacaan. Dan kini kelima taman bacaan tersebut diserahkan dan dikelola oleh warga setempat. Beberapa donatur yang mengetahui adanya pejuang literasi wanita ini, menjadi tersentuh dan ikut memberikan donasi buku di taman bacaan.

“Semangat saya semakin bangkit ketika saya merasa sangat prihatin melihat anak-anak di luar yang hanya duduk nongrkong sambil melihat HP. Saya kemudian mengajak anak-anak dan terutama orang tua, yakni ibu-ibu untuk bisa ikut belajar dan membaca buku di taman bacaan yang ada di rumah saya. Setelah bisa mendirikan lima taman bacaan di yang tersebar di desa Ngombak, semua taman bacaan tersebut saya serahkan ke warga untuk dikelola,” imbuh Inayati.

“Dan untuk buku jangan khawatir saya yang bertanggung jawab. Jadi warga tidak perlu membeli atau menyewa. Semuanya gratis untuk dibaca. Ahlamdulillah saat ini banyak donatur yang ikut membantu menyumbangkan buku ke taman bacaan. Jadi bku sudah bervariasi mulai dari buku belajar untuk anak dan orang tua, serta perlengkapan permainan edukasi anak.” Pungkas Guru tangguh.

Dengan menggunakan dana pribadi dari hasil mengajar dan dibantu oleh donatur, kini kelima taman bacaan sudah mulai berkembang dan banyak dimanfaatkan warga untuk belajar dan mengajar anak-anaknya secara gratis. Taman bacaan yang berlokasi di rumah Inayati, dibuka bagi seluruh warga desa ngombak dan warga lainnya yang ingin belajar, setiap hari minggu dan hari libur lainnya.  Wati, salah satu warga Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah, mengaku sangat terbantu dengan adanya taman bacaan ini, dimana ia lebih santai dalam mengurus dan mengajar anak.

“Anak saya sudah mendapatkan pendidikan formal di sekolah. dengan adanya taman bacaan ini sangat membantu kita dalam mendidik dan mengurus nak secara langsung. Kita bisa mengajar langsung dengan semua buku dan perlengkapan yang ada di taman bacaan. Jadi kita sangat terbantu,” ucap Wati.

Selain mendapatkan pendidikan formal di sekolah, Wati juga bisa lebih dekat dan mengetahui kemampuan anak dalam belajar, ia juga bisa memberikan pengetahuan lainnya yang ada dari dalam buku. Selain itu bisa menghemat biaya karena bisa belajar secara gratis di taman bacaan.   

Inayati mengaku sangat prihatin dengan kondisi pendidikan anak saat ini terutama bagi anak-anak dari keluarga yang tidak mampu dalam mengenyam pendidikan. Sehingga diharapkan dengan adanya beberapa taman bacaaan yang sudah ia rintis bisa membantu warga miskin dalam mengajar dan mencerdaskan seluruh warga baik anak maupun dewasa.

 

Editor : Tata Rahmanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network