Natal Unik di Kampung Moderasi Beragama Grobogan,Warga Muslim Kunjungi Umat Nasrani Saling Bermaafan
GROBOGAN,iNewsBoyolali.id– Suasana perayaan Natal di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, berlangsung hangat dan penuh toleransi. Di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, terdapat tradisi unik yang telah berlangsung turun-temurun, di mana warga Muslim turut merasakan sukacita Natal dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga dan kerabat Nasrani untuk saling bermaafan.
Tradisi ini dilakukan setelah umat Nasrani melaksanakan misa Natal. Tidak hanya sesama umat Kristen, warga Muslim bersama keluarga juga mendatangi rumah warga Nasrani untuk mengucapkan selamat Natal sekaligus saling memaafkan, layaknya tradisi saat Hari Raya Idulfitri.
Kebiasaan tersebut telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Desa Penadaran. Tanpa rasa canggung, warga lintas agama saling berkunjung demi menjaga serta mempererat toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Salah satu warga Muslim Desa Penadaran, Parjiyem, mengaku tradisi ini sudah menjadi kebiasaan keluarga sejak lama. Menurutnya, saling mengunjungi saat hari besar keagamaan merupakan bentuk rasa persaudaraan dan penghormatan antarwarga.
Hal senada disampaikan Viktorius Suparjo, warga Nasrani setempat. Ia mengatakan kehadiran tetangga Muslim saat Natal menjadi momen yang membahagiakan dan memperkuat hubungan sosial di lingkungan desa.
Warga Nasrani pun menyambut baik kedatangan tetangga Muslim yang ikut merayakan Natal. Seluruh warga didorong untuk bersilaturahmi ke rumah sanak saudara dan tetangga tanpa memandang perbedaan suku maupun agama.
Kepala Desa Penadaran, Sholehatu Ridlo, menegaskan bahwa sikap saling menghormati ini menjadi identitas desanya. Menurutnya, Desa Penadaran dikenal sebagai desa moderasi beragama karena kuatnya nilai toleransi yang dijaga bersama oleh seluruh warga.
“Tradisi ini tidak hanya dilakukan saat Natal. Ketika Lebaran tiba, warga Nasrani juga berkunjung ke rumah warga Muslim untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan. Dan saya juga meminta kepada seluruh warga untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi lokal nenek moyang desa kita supaya tidak hilang,” ujar Ridlo, Kades Penadaran.
Dengan semangat kebersamaan tersebut, Desa Penadaran menjadi contoh nyata harmoni kehidupan antarumat beragama, sekaligus bukti bahwa perbedaan dapat dirajut menjadi kekuatan persatuan.
Editor : Tata Rahmanta