Gaet Petani Muda, MTCC UNIMMA Gelar Sekolah Tani Mandiri di Boyolali
BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Pusat Studi Pengendalian Tembakau (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali menggelar Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah di kawasan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (17/12/2025). Kegiatan yang telah rutin diselenggarakan sejak 2021 ini memasuki periode ke-9 dan menyasar petani serta keluarga petani muda.
Direktur MTCC UNIMMA, Retno Rusdjijati, mengatakan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah diikuti 40 peserta berusia 18 hingga 35 tahun. Program ini bertujuan membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap sektor pertanian yang dinilai mulai ditinggalkan.
“Sekolah tani ini kami selenggarakan secara rutin untuk membangun kembali ketertarikan generasi muda terhadap dunia pertanian, tentu dengan pendekatan yang lebih modern,” ujar Retno.
Menurutnya, pertanian saat ini tidak lagi bisa dipandang sebagai sektor konvensional semata. Dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi, pertanian justru memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pertanian bisa dikelola secara modern, inovatif, dan memiliki prospek ekonomi yang baik bagi anak muda,” jelasnya.
Selain mendorong regenerasi petani, kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional. MTCC UNIMMA, yang selama ini fokus pada isu pengendalian tembakau, turut mengajak petani tembakau untuk mulai beralih ke tanaman pangan yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan.
“Kami mendorong petani tembakau untuk beralih ke tanaman pangan. Selain lebih bermanfaat secara ekonomi, kami juga membawa misi edukasi terkait dampak rokok yang berbahan dasar tembakau,” imbuh Retno.
Dalam Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini, MTCC UNIMMA menghadirkan empat narasumber dari berbagai latar belakang. Salah satunya Sofyan, petani muda dan founder sayuran organik Merbabu di Kopeng, Boyolali, yang juga dikenal sebagai Duta Kementerian Pertanian.
Materi lain disampaikan oleh akademisi UNIMMA terkait digitalisasi pertanian, konten kreator asal Purworejo yang fokus pada isu pengendalian tembakau, serta perwakilan lembaga keuangan yang membahas akses permodalan bagi petani muda.
Ke depan, MTCC UNIMMA berencana memilih tiga aktor muda dari wilayah binaan yang dinilai berhasil mengembangkan sektor pertanian untuk dihadirkan sebagai pembicara dalam pertemuan nasional pengendalian tembakau pada Januari 2026.
Sementara itu, salah satu peserta, Kharisudin dari Kelompok Tani Petani Milenial Selo, mengapresiasi pelaksanaan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah. Menurutnya, kegiatan tersebut membuka wawasan petani terhadap alternatif usaha pertanian selain tembakau.
“Acara ini sangat bermanfaat bagi petani di Selo. Selama ini kami masih terpaku pada tembakau, padahal belakangan banyak yang merugi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pada musim tanam terakhir harga tembakau mengalami penurunan. “Tahun ini harga tertinggi tembakau hanya sekitar Rp60 ribu per kilogram. Produksi memang naik, tetapi karena curah hujan tinggi kualitas menurun sehingga banyak petani mengalami kerugian,” katanya.
Editor : Tata Rahmanta