Cegah Kebakaran Hutan, Perhutani KPH Gundih Adakan Sosialisasi dan Simulasi di Grobogan

GROBOGAN, iNewsBoyolali.id – Kebakaran hutan yang kerap terjadi di musim kemarau kini menjadi persoalan serius bagi pemerintah dan warga desa hutan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Setiap tahun, saat musim kemarau tiba, sejumlah kawasan hutan di wilayah ini dilaporkan mengalami kebakaran yang tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam keselamatan warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
Untuk mengantisipasi bencana agar tidak meluas, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih bersama tim pemadam kebakaran Grobogan menggelar sosialisasi sekaligus simulasi penanganan kebakaran hutan sejak dini kepada staff perhutani dan seluruh masyarakat desa hutan. Kegiatan sosialisasi dan simulasi mengambil lokasi hutan BKPH Segorogunung KHP Gundih.
Kegiatan penanganan karhutla atau kebaara hutan dan lahan ini diharapkan bisa memunculkan kesadaran masyarakat aan bahaya kebakaran hutan yang semakin meningkat, sehingga resiko bencana bisa ditekan sedini mungkin.
Administratur Perhutani KPH Gundih, Haris Setiana, mengatakan kebakaran hutan menjadi ancaman yang perlu diantisipasi bersama, baik oleh pemerintah, Perhutani, maupun masyarakat desa hutan. Menurutnya, fenomena ini bukan lagi kejadian musiman biasa, melainkan permasalahan yang harus ditangani dengan langkah nyata, terutama melalui upaya pencegahan.
“Jika api dibiarkan membesar, bukan hanya hutan yang habis terbakar, tetapi juga membahayakan kehidupan warga desa hutan. Karena itu, kesadaran bersama untuk mencegah kebakaran sejak dini sangat penting,” tegas Haris Setiana.
Selain pelatihan dasar, petugas pemadam kebakaran juga menekankan pentingnya kesiapan warga dan tim lapangan dalam menghadapi kebakaran besar, terutama di lokasi yang sulit dijangkau mobil pemadam. Dalam kondisi darurat, alat seadanya seperti batang kayu atau ranting bisa dimanfaatkan untuk menghentikan api agar tidak semakin meluas.
Dalam simulasi, warga dilatih menggunakan alat manual dengan cara mengendalikan api kecil atau yang sudah membesar dengan tehnik yang benar. Meski terlihat sederhana, banyak warga mengaku kesulitan saat mencoba mempraktikkan cara memadamkan api. Namun dengan tehnik yang benar warga bisa memadamkan api dengan mudah dan aman.
“Saat praktik langsung, ternyata tidak mudah memadamkan api menggunakan alat seadanya secara asal-asalan. Karena itu, pelatihan seperti ini penting agar masyarakat benar-benar bisa
Kebakaran hutan di Grobogan, Jawa Tengah, tidak hanya menimbulkan kerugian ekologis, tetapi juga sosial dan ekonomi. Warga desa hutan yang sebagian besar menggantungkan hidup dari hasil hutan kerap merasa resah. Selain kehilangan sumber mata pencaharian, mereka juga harus menghadapi ancaman kesehatan akibat asap kebakaran.
Pemerintah daerah bersama Perhutani pun terus mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan. Keterlibatan warga dinilai sangat penting karena mereka berada di garis depan ketika kebakaran hutan terjadi.
“Penanganan kebakaran hutan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau perhutani. Peran masyarakat desa hutan sangat vital, karena merekalah yang pertama kali bisa mendeteksi dan mencegah api meluas,” pungkas Haris.
Dengan adanya sosialisasi dan peningkatan kesadaran ini, diharapkan kasus kebakaran hutan di Grobogan dapat ditekan. Sinergi antara pemerintah, perhutani, tim pemadam kebakaran, dan masyarakat desa hutan menjadi kunci utama untuk melindungi hutan sekaligus menjaga keselamatan warga di sekitarnya.
Haris Setiana juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok dan gelas mineral sembarangan karena berpotensi menjadi penyebab kebakaran hutan, dimana api dari putung rokok akan merembet membakar daun kering, sementara untuk gelas mineral akan menimbulkan pantulan cahaya matahari yang terlalu lama sehingga akan menjadi sumber panas dan menimbulkan api.
Editor : Tata Rahmanta