get app
inews
Aa Text
Read Next : Ratusan Pelajar Adu Seru di Lomba Permainan Tradisional Boyolali, Jauhkan Gawai Dekatkan Teman

Krisis Siswa! Dua SD di Boyolali Tak Dapat Murid Baru, Kelas Kosong Total

Selasa, 15 Juli 2025 | 15:39 WIB
header img
Seorang guru berada di ruang kelas kosong di SDN Tawengan, Boyolali. Selasa (15/7/2025).Foto: Ist/

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Kondisi memprihatinkan tengah melanda dunia pendidikan dasar di Kabupaten Boyolali. Dua Sekolah Dasar (SD) di daerah ini tercatat tidak mendapatkan satu pun siswa baru pada tahun ajaran 2025. Salah satunya, SD Negeri Tawengan di Kecamatan Teras, bahkan harus menghadapi kenyataan pahit: dua kelasnya kosong total karena tidak memiliki murid sama sekali.

Suasana sepi terasa di hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Negeri Tawengan, Selasa (15/7). Tak ada tawa ceria atau kesibukan para orang tua mengantar anak-anak di hari pertama sekolah. Kelas 1 dan kelas 3 yang seharusnya dipenuhi wajah-wajah baru, justru kosong melompong.

“Untuk saat ini kelas 1 itu belum ada pendaftar. Kosong kelas 1 dan 3,” ungkap Tri Istikanah, salah satu guru SD Tawengan.

Jumlah siswa di sekolah ini pun sangat minim. Hanya 17 murid tercatat aktif dari kelas 2 hingga kelas 6. Rinciannya: kelas 2 terdapat 4 murid, kelas 4 ada 3 murid, kelas 5 ada 5 murid, dan kelas 6 hanya 4 murid. Mereka dibimbing oleh 9 tenaga pengajar, termasuk kepala sekolah. Praktis, kegiatan belajar mengajar di sekolah ini lebih menyerupai kelas les privat ketimbang sekolah formal.

Tri Istikanah menambahkan pihak sekolah sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk menarik minat calon siswa, mulai dari pendekatan door to door ke masyarakat hingga menyediakan seragam gratis. Namun hasilnya tetap nihil.

“kami menduga, penurunan angka kelahiran akibat keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu penyebab utama. Selain itu, banyak orang tua kini lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah swasta berbasis agama yang dianggap lebih unggul, meskipun harus berjarak lebih jauh.”ungkap Tri.

Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Lasno.

“Kami menemukan dua SD yang pendaftarnya nol, yakni SD Tawengan dan SD Sujen di Kecamatan Simo. Diduga karena lulusan TK di sekitar lokasi memang sangat sedikit dan banyak orang tua memilih sekolah lain yang dianggap lebih baik,” terang Lasno.

Lasno juga mengungkapkan bahwa dari total 543 SD yang ada di Boyolali, sekitar 50 persen di antaranya tidak memenuhi daya tampung ideal, yaitu kurang dari 28 siswa per kelas.

Meski demikian, Disdikbud Boyolali menyatakan tidak akan melakukan regrouping sekolah dalam waktu dekat, demi mencegah terjadinya bangunan sekolah terbengkalai yang rawan disalahgunakan.

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut