get app
inews
Aa Text
Read Next : Disdikbud Boyolali Teken Pakta Integritas Jelang SPMB 2025

Jateng Perluas Akses Pendidikan Gratis, Tampung Puluhan Ribu Siswa Miskin

Jum'at, 11 Juli 2025 | 18:34 WIB
header img
Ilustrasi - Pemprov Jateng memperluas akses pendidikan gratis bagi siswa miskin. Pada SPMB SMA/SMK 2025, sebanyak 72.460 siswa miskin diterima melalui jalur afirmasi. Foto: Ist.

SEMARANG, iNewsBoyolali.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperluas akses pendidikan gratis bagi siswa miskin di wilayahnya. Para siswa itu ada yang  ditampung di SMA/SMK negeri yang menjadi naungannya, tapi juga ada yang di sekolah swasta yang menjadi mitranya.  

Pada Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMA/SMK 2025, Pemprov Jateng telah menerima sebanyak 72.460 siswa miskin melalui jalur afirmasi. Dari jumlah itu, sebanyak 70 ribu siswa masuk di SMA/SMK Negeri, sedangkan 2.460 siswa terdaftar di SMA/SMK swasta melalui program sekolah kemitraan sebagaimana yang digulirkan oleh Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi. 

"Pemprov Jateng lakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem. Kualifikasi (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) P1, P2 dan P3 dihabiskan semuanya," kata Ahmad Luthfi melalui keterangan tertulis, Jumat (11/7/2025).

Namun, upaya itu diakuinya tak mudah lantaran ada sebagian daerah yang memiliki budaya kerja setelah lulus SMP. Untuk itu, Pemprov Jateng terus memberikan edukasi bahwa pendidikan dasar hingga jenjang SMA/SMK harus ditempuh. Terlebih ada program sekolah gratis.

Sementara itu,  Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Sadimin mengatakan, upaya Pemprov Jateng memperluas akses pendidikan gratis bagi siswa miskin pada tahun ini dengan menggandeng sekolah swasta melalui program kemitraan. 

Tahun ini sebenarnya ada 5.040 kuota yang disediakan, namun yang terdaftar melalui program tersebut hanya  2.460 siswa di SMA/SMK swasta yang menjadi mitra. Bukannya calon siswa tak tertarik, namun ada kendala setelah diteliti di lapangan, di antaranya adalah jarak sekolah dengan rumah calon siswa yang relatif jauh. 

“Jarak tempuh jadi pertimbangan. Mereka akhirnya tetap bersekolah di swasta regular," kata Sadimin.

Bagi sekolah swasta kemitraan yang mendapatkan sedikit siswa, maka akan dilakukan evaluasi, termasuk sekolah yang sama sekali tak mendapatkan siswa kemitraan alias 0 pendaftar.
 
Salah seorang warga Desa Kebonagung RT 3 RW 1 Sumowono, Kabupaten Semarang, Arsad Abi Mubarok mengaku, senang dengan adanya sekolah kemitraan yang digulirkan oleh Gubernur Jateng. 

 Lulusan SMP Negeri 2 Sumowono ini mengaku mengalami kendala bila ikut seleksi sekolah negeri. Sebab,  jarak tempuh rumahnya ke sekolah lebih dari 18 kilometer. Tentu, membutuhkan biaya transportasi tiap harinya nanti.

“Ingin sekolah di SMA Negeri tapi adanya di Ambarawa dan itu jaraknya 18 kilometer,” lanjutnya.

Hingga akhirnya, ia mendapat informasi ada program sekolah kemitraan yang diinisiasi oleh Gubernur Ahmad Luthfi. Yakni memberikan kesempatan siswa kurang mampu bersekolah di swasta dengan biaya penuh dari pemerintah alias gratis.

“Ya saya senang bisa ikut program sekolah kemitraan dari Pak Luthfi. Dan tahun ini saya terdaftar di SMA Muhammadiyah Sumowono,” ungkapnya.

Dijelaskannya, jarak rumahnya dengan SMA Muhammadiyah Sumowono hanya sekitar lima kilometer. Jadi, selain gratis jaraknya juga tidak jauh.

“Saya akan lebih bersemangat belajar dan nantinya saya ingin dapat menaikkan derajat keluarga,” harapnya. 

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut