get app
inews
Aa Text
Read Next : Carfix Salatiga Serap Sejumlah Tenaga Kerja

Media Sosial dan Transformasi Identitas Anak Muda: Peluang dan Tantangan

Senin, 23 Desember 2024 | 09:14 WIB
header img
Nurrohmah Tri Wukandari, Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. Foto: Ist/

BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari hari, terutama untuk anak muda. Platform-platform seperti Instagram, TikTok dan Twitter bukan saja tempat berinteraksi, tetapi juga sebagai ruang untuk mengepresikan diri. Menurut survey Pew Research Center, 90% anak muda menggunakan media sosial, dan 72% diantaranya merasa bahwa platform ini membantu mereka mengepresikan diri. Namun, fenomena ini membawa dampak yang kompleks terhadap Identitas perilaku para generasi muda.

Salah satu tren yang tengah semakin memanas di jagat maya adalah “cancel future” atau budaya membatalkan. Dimana individu atau kelompok pengguna media sosial diboikot karena tindakan atau pernyataan yang dianggap tidak benar. Banyak anak muda yang teribat dalam perbincangan ini, baik sebagai pendudukung atau penentang. “Cancel culture” menunjukan betapa cepatnya informasi menyebar dan mudah untuk seseorang terpengaruh oleh opini public tanpa mengetaahui opini sesungguhnya. Fenomena ‘’cancel future’’ menunjukan bagaimana opini public dapat berdampak signifikan terhadap identitas individu. Dalam sebuah studi oleh The Atlantik, 53% anak muda melaporkan bahwa mereka pernah merasakan tertekan karena takut akan reaksi negative dari pengguna media sosial lainya.

Selain itu, tren lain yang mencolok adalah pengguna platform seperti TikTok untuk menyebarkan kesadaran akan isu-isu sosial, dengan konten-konten yang kreatif dan menghibur membuat informasi-informasi atau isu-isu lebih mudah diterima oleh generasi muda. Misalnya, banyak influenceryang menggunakan format video singkat untuk menjelaskan topik kompleks dengan cara yang menyenangkan dan informatif.

TikTok dan platform serupa telah menjadi sarana untuk menyebarkan kesadaran tentang isu sosial. Menurut analisis dari WARC,67% pengguna TikTok mengikuti konten yang berhubungan dengan isu sosial dan politik. Influencer sering menggunakan video pendek untuk mendidik audiens mereka tentang isu isu kompleks. Pendidikan literasi digital menjadi penting untuk membantu anak muda menyaring informasi. Dalam studi oleh UNESCO, 75% anak muda setuju behwa mereka membutuhkan lebih banyak Pendidikan tentang cara menggunakan media sosial secara aman dan tanggung jawab.

Namun, dampak negative dari media sosial tidak bisa untuk diabaikan. Tekanan untuk berusaha selalu tampil sempurna di jagat maya sering kali berdampak pada perasaan cemas dan ketidakpuasan diri. Banyak anak muda merasa perlu membandingkan dirinya dengan orang lain. Sebuah studi oleh JAMA Network Open bahwa penggunaan media sosisl berlebihan   dapat berdampak pada Kesehatan mental seperti berkontribusi pada tingkat stres dan depresi yang tinggi di kalangan anak muda.

Menariknya, banyak anak muda untuk mengurangi penggunaan media sosial dengan menjauh diri dari media sosial untuk memperbaiki Kesehatan mental, karena untuk menciptakan keseimbangan. Konsep “digital detok” mulai populer, dimana anak muda lebih focus pada kehidupan nyata dan memperbaiki Kesehatan mental dari dampak sosial media. Langkah positif ini menunjukan bahwa generasi muda semakin sadar akan Kesehatan mental dan pentingnya interaksi langsung. Banyak anak muda mulai menjauhkan diri dari media sosial untuk menjaga Kesehatan mental. Menurut laporan dari Common Sense Media, 70% anak muda merasa perlu untuk ‘’detoks digital’’ dan menghabiskan lebih banyak waktu di dunia nyata.

Dalam konteks ini, penting bagi anak muda untuk menjadi konsumen yang kritis terhadap informasi di media sosial. Pendidikan literasi digital juga menjadi kunci untuk membangun pemahaman dalam menyaring informasi yang akurat. Dengan demikian, mereka bisa menggunakan media sosial sebagai alat untuk bersenang-senang. Tetapi juga dapat untuk membangun identitas yang positif dan berkontribusi pada perubahan sosial.

Pengaruh media sosial terhadap identitas anak muda juga bersifat kompleks,generasi muda dapat menggunakan media sosial secara bijak  dengan peluang dan tantangan yang harus dihadapi. Dengan Pendidikan yang tepat dan kesadaran akan Kesehatan mental, generasi muda dapat menggunakan media sosial untuk membangun identitas positif dan berkontribusi pada perubahan sosial. Media sosial bukan hanya sebagai platform berbagi , teteapi juga sarana untuk membangun komunitas yang baik. Maka dari itu, mari kita berhati-hati menggunakan media sosial dalam hal apapun terutama dalam mengepresikan pendapat dengan mengedepankan kesadaran sosial.

 

Penulis :

Nurrohmah Tri Wukandari, Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.

 

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut