BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Wakil Menteri (Wamen) Pertanian RI, Sudaryono melakukan kunjungan kerja (kunker) di Desa Jeron, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Kamis (15/08/2024). Kunjungannya dalam rangka mengecek kemanfaatan program pompanisasi untuk petani.
Selain berdialog dengan para petani, dalam kesempatan tersebut, Sudaryono juga melakukan tanam padi baik menggunakan mesin maupun secara manual dengan tangan bersama petani kelompok tani desa setempat.
Wamen Sudaryono menyampaikan, program pompanisasi di Boyolali ini sudah berjalan dengan baik yakni 77 persen dari target area tanam.
“Kami mengecek program pompanisasi dan di Boyolali ini sudah cukup baik yakni 77 persen dari target areal tanam. Kemudian lahan lahan kering yang tadinya panen satu kali ditingkatkan menjadi dua dan kini menjadi tiga kali,” ujar Daryono kepada wartawan, Kamis (15/8/2024).
Menurut dia, semangat para petani dalam melakukan cocok tanam tidak boleh dikianati, dengan cara memberikan support mereka dengan memberikan program yang langsung mengenai pertanian.
“Kita harus memberikan support para petani. Para petani tidak boleh dikianati, mereka harus kita support dan diberikan program program yang menyasar pada pertanian,”ujar nya.
Setelah dilakukan pengecekan, lanjut dia, program pompanisasi tersebut sudah berjalan dengan baik, sudah dapat dirasakan oleh para petani. Bahkan pengecekan program ini tidak hanya di Boyolali saja, namun juga disejumlah daerah di Indonesia termasuk wilayah Medan dan juga Aceh.
“Setelah kami cek ternyata di Nogosari Boyolali ini sudah berjalan dengan baik. Kami juga melakukan program ini di wilayah Medan dan juga Aceh,” kata dia.
Ia juga mendorong para petani untuk melakukan tanam padi dalam satu tahun tiga kali.
“Kami medorong para petani ini dapat menanam tiga kali dalam setahun. Jadi sehabis panen langsung ditanami, kalau perlu dalam satu tahun tersebut tersisa waktu tanam,” jelas dia.
Disinggung terkait pupuk, Sudaryono mengatakan, bahwa pupuk tersebut di pengecer dan distributor masih ada. Namun, antara distributor ke pengecer tersebut sering terjadi masalah.
“Makanya saya berpesan kepada para petani untuk segera mengunakan pupuknya. Pupuk tetap ada dipengecer dan coba cari bibit padi yang bagus, pokoknya harus cepat masa tanamnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dispertan Boyolali, Joko Suhartono, menyampaikan program pompanisasi dilakukan untuk membantu petani menghadapi kemarau panjang.
“Kabupaten Boyolali pada 2024 kami mendapatkan 156 pompa tersebar di 17 kecamatan dengan target [PAT] 5.470 hektare dan sudah tercapai 4.222 hektare,” kata dia.
Lebih lanjut, Joko berharap dengan sumber air baru, produktivitas padi di Boyolali bisa naik. Diketahui, produksi beras mengalami penurunan dari 161.578 ton pada 2022 menjadi 156.388 ton pada 2023. Walaupun begitu, angka tersebut masih surplus sekitar 35.887 ton.
Ia berharap dengan adanya program pompanisasi dari Kementan, produktivitas bisa naik karena adanya sumber-sumber air baru dan benih unggul.
“Kalau pompa ada, lahan ada, air tidak ada, salah satunya dengan konservasi, dengan menanam tanaman yang mampu menyerap air. Sudah saya sampaikan saat saya laporkan ke Kementerian,” kata dia.
Editor : Tata Rahmanta