SOLO, iNewsBoyolali.id – Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo akan membangun laboratorium multidisiplin terintegrasi yang nilainya mencapai Rp450 miliar. UNS tengah menjajaki pembiayaan Infrastruktur melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dalam Rencana Strategis (Renstra) 2024-2029.
Guna kepentingan tersebut, UNS menggelar forum diskusi di Ballroom Gedung UNS Tower Ki Hadjar Dewantara, Selasa (21/11/2023). Acara menghadirkan Dr Halwan Alfisa Saifullah selaku Ketua Tim Proposal FT dan Ir Rachmat Indratjahaja yang merupakan alumnus Teknik Sipil UNS angkatan 82 sekaligus Direktur Pengembangan Bisnis PT Prodeva Dubels Synergy.
Acara ini bertujuan untuk mendiskusikan mengenai pembiayaan dan perencanaan dalam pembangunan sarana dan prasarana di lingkungan FT. Terlebih, saat ini UNS telah berstatus Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTNBH) sehingga fakultas juga dituntuk untuk berinovasi dalam mendapatkan pembiayaan untuk kegiatan maupun pembangunan infrastruktur.
Ketua Senat Akademik Fakultas (SAF) FT UNS, Prof Zainal Arifin mengatakan, pihaknya menerima masukan dari dosen dan mahasiswa mengenai infrastruktur yang ada di FT.
“Banyak pihak yang bisa kita dorong untuk memberikan pendanaan, seperti APBN, non APBN, dan beberapa CSR. Apalagi status UNS sekarang PTNBH sehingga sangat berpotensi untuk bekerja sama dalam program kerja dengan pemerintah dan badan usaha. Kami harapkan ini bisa menjadi peluang FT untuk mengembangkan gedung, infrastruktur, dan laboratorium,” kata Zainal Arifin.
Dikatakannya, hasil diskusi menjadi rekomendasi SAF FT kepada dekanat untuk terus mengawal pembangunan infrastuktur, baik gedung maupun laboratorium.
Dekan FT UNS Dr Sholihin As’ad mengaku optimistis dengan rencana pembangunan laboratorium multidisiplin terintegrasi.
“Meskipun sumber keuangan kita memang terbatas, tapi kreativitas kita tidak terbatas. Salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah dengan duduk bersama mendiskusikan serta memetakan mengenai pendanaan ini. Jadi, kita harus tahu dulu berapa banyak yang kita butuhkan. Melalui tim proposal ini, kita bisa memetakan kebutuhan ruangan, gedung, dan besaran biaya pembangunannya,” kata Sholihin As’ad.
Ketua Tim Proposal FT UNS Dr Halwan Alfisa Saifullah menjelaskan, pembangunan Integrated Multidiciplinary Laboratory memerlukan investasi sekitar Rp300 miliar untuk penyediaan peralatan laboratorium pada 7 integrated project, serta Rp150 miliar untuk pembangunan sarana gedungnya yang berkonsep green design.
“Fasilitas ini akan digunakan untuk menghasilan lulusan 100 doktor, 300 magister, dan 1.000 sarjana per tahun. Luaran yang lain adanya potensi 50 IPR dan 100 layanan publik serta bermitra dengan institusi di level nasional dan internasional. Proyek ini juga menunjukkan keunggulan FT UNS dalam ‘Climate Change Resilience and Adaptation’,” ucapnya.
KPBU harus dilaksanakan dalam empat tahap yaitu perencanaan, penyiapan, transaksi, dan pelaksanaan perjanjian KPBU. Ke-4 tahapan ini diulas oleh narasumber sehingga pemangku kepentingan FT UNS mendapatkan gambaran yang komprehensif guna memperbaiki rencana investasi, dari sudut pandang struktur proyek, dukungan kelayakan dari pemerintah (Viability Gap Fund, VGF), dan evaluasi kriteria investasi yang menarik.
Editor : Tata Rahmanta