SOLO, iNewsBoyolali.id – Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah 2 (BEI Jateng 2) menambah 7 Galeri Investasi tahun ini. Ketujuh galeri 2 di antaranya di Ngawi, Jawa Timur dan 5 di Soloraya, Jawa Tengah.
Galeri Investasi di Ngawi berada du Universitas Soerjo dan IAI Ngawi. Sedangkan 5 lainnya di Soloraya,yakni Sekolah Vokasi UNS, Universitas Aisyiyah Surakarta, UNS Fintech Center, Staimas Wonogiri dan SMK Negeri Jatipuro.
Pada saat peresmian di Ngawi, Staf Ahli Kemasyarakatan SDM dan Keuangan Pemkab setempat, Bonadi Ak SM meyambut baik adanya Galeri Investasi di wilayahnya.
“Kami sangat senang sekali atas kehadiran Bursa Efek Indonesia di Ngawi. Kami juga apresiasi dua kampus yang gercep membuka Galeri Investasi di Ngawi. Ini sangat baik sekali, karena akses informasi khususnya investasi bagi masyarakat Ngawi akan semakin terbuka,” kata Bonadi melalui keterangan tertulis dari BEI Jateng 2, Selasa (17/10/203).
Bonadi juga menyampaikan, banyaknya keluhan dari masyarakat yang terkena investasi bodong. “Banyak sekali investasi bodong, koperasi koperasi yang illegal dan pengaruh crazy rich crazy rich yang muncul di media sosial itu dengan mudah mempengaruhi membeli produk tertentu biar bisa cepar kaya. Padahal tidak semudah itu,” ucapnya.
Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto menyampaikan Galeri Investasi di kampus kampus sangat efektif untuk meningkatkan literasi. “Bukan hanya teori, namun bisa langsung praktik. Ini sangat efektif untuk literasi dan membentengi sejak dini terkena investasi illegal,” kata Bambang.
Sementara di Solo, peresmian 5 galeri investasi dilakukan di Kantor OJK Solo. Kelima galeri dia ntaranya Sekolah Vokasi UNS dengan mitra PT Philip Sekuritas Indonesia, Fintech UNS dengan mitra Mandiri Sekuritas, SMK Negeri Jatipuro, Staimas Wonogiri dan Universitas Aisyah Surakarta dengan mitra Phintraco Sekuritas.
Kepala OJK Solo Eko Yunianto didampingi Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia Kristian Sihar Simanullang dan perwakilan Perusahaan Sekuritas hadir dalam kegiatan.
“Indeks literasi dan inklusi keuangan pada sektor Pasar Modal masih rendah dibandingkan dengan sektor jasa keuangan lainnya yaitu 4,11 persen untuk literasi keuangan dan 5,19 persen untuk inklusi keuangan. Oleh karena itu, OJK mengimbau dan mengajak seluruh stakeholder OJK untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk mendukung capaian target inklusi keuangan 2024,” kata Eko Yunianto.
Dia berharap melalui peresmian galeri investasi, diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap perkembangan dunia investasi Pasar Modal serta dapat mendorong Industri Pasar Modal yang lebih kuat dan lebih baik lagi khususnya di wilayah Soloraya.
Ke depan, OJK bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus berupaya meningkatkan sinergi dan kolaborasi melalui program penguatan literasi dan inklusi keuangan seperti program literasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Program Kampus Literasi, dan Sekolah Pasar Modal (SPM) secara rutin untuk mendorong terwujudnya masyarakat Solo Raya yang melek keuangan pasar modal.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia, Kristian S Manullang menyampaikan pendirian Galeri Investasi di Soloraya diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan khususnya pasar modal kepada generasi milenial dan generasi z.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah 2, Muhammad Wira Adibrata menggambarkan gap 35 persen tersebut dengan mencontohkan semisal ada 100 investor baru, 65 orangnya sudah paham sementara 35 nya belum paham dan cenderung berinvestasi karena ikut-ikutan teman.
“Ketika investasi berdasarkan ikut-ikutan, hasilnya tentu tidak akan maksimal. Karena karakter masing-masing investor memiliki profil risiko yang beda, target investasinyapun juga beda, ada yang untuk jangka panjang ada pula yang untuk jangka pendek,” ucap Wira Adibrata.
Berdasarkan wilayah kerja BEI Jateng 2, saat ini jumlah Galeri Investasi menjadi 35. Penyebaran di Soloraya terdapat 30 Galeri Investasi yang terdiri 23 di perguruan tinggi, 2 di instansi pemerintah, 4 di SMA/SMK dan 1 di komunitas UMKM. Sementara 5 di wilayah Ngawi 2, Bojonegoro 1, Ponorogo 2.
Editor : Tata Rahmanta