get app
inews
Aa Read Next : Tradisi Buka Luwur di Makam Syech Maulana Ibrahim Magribi

Ribuan Peziarah Berebut Gunungan di Makam Syech Maulana Ibrahim Maghribi

Sabtu, 12 Agustus 2023 | 21:25 WIB
header img
Ribuan warga berebut gunungan sayur-mayur dan buah buahan usai buka luwur buka di Makam Syech Maulana Ibrahim Maghribi. (Foto: dok. iNewsBoyolali.id)

BOYOLALI,iNewsBoyolali.id – Masyarakat di bawah Gunung Merbabu, tepatnya di Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, Boyolali berebut 7 gunungan sayur mayur dalam acara buka luwur Di Makam Syech Maulana Ibrahim Maghribi. Tradisi buka luwur atau penggantian kain penutup pusara di makam tokoh penyebar Agama Islam di Boyolali hingga kini masih terus dilestarikan masyarakat.

Setelah dilakukan tradisi buka luwur dilanjutkan tabur bunga. Kemudian setelah buka luwur dan tabur bungga warga berebut 7 gunungan yang dibuat dari hasil bumi berupa sayur - mayur dan buah buahan.

Menurut warga yang hadir sejak pagi mengikuti tradisi buka luwur dan berebut hasil bumi tersebut untuk ngala berkah (mendapatkan berkah yang diperingati setiap satun tahun sekali pada bulan Suro dalam penanggalan Jawa atau setiap bulan Agustus. 

“Saya dari Magelang sengaja datang kesini ingin mengikuti tradisi buka luwur di makam Syech  Maulana Ibrahim Magribi. Saya bersama teman teman lainnya datang dari pagi sudah disini,”kata Maryoto warga asal Magelang Jawa Tengah saat ditemui wartawan,Jumat (11/8/2023).

Tokoh masyarakat setempat Ayup Sarjana menjelaskan, bahwa Syech Maulana Ibrahim Maghribi, ini adalah pejuang dan penyebar agama Islam di lereng gunung Merbabu. Kemudian tradisi ini dilakukan warga setiap Suro dalam penanggalan Jawa dan setiap Jumat.

“ makna buka luwur itu sebenarnya adalah penggantian lurub , maknanya pergantian kain mori yang menutupi makam yang dilaksanakan hanya satu tahun sekali , walaupun kotor atau bagaimana hanya dicuci satu tahun sekali.” Jelas Ayup

Sementara itu, Bupati Boyolali M Said Hidayat yang hadir dalam acara itu mengatakan, bahwa kegiatan seperti ini baik dilakukan secara terus menerus. Pasalnya, dalam tradisi ini banyak pembelajaran terkait sejarah dan tempat ini juga sebagai destinasi wisata religious.

“seperti halnya Syech Maulana Ibhrahim Magribi dan disini Ki Ageng Pantaran dan seluruh yang ada disini adalah bagian dari penyebar Agama Islam pada masa yang lalu bahkan Grojokan Sipendok bagian dari apa yang ditemukan beliau saat menyebarkan agama disini, maka manfaat air masih dapat dirasakan oleh penduduk dan masyarakat Boyolali ini. Maka inilah Pelajaran hidup yang dapat kita sampaikan dalam kegiatan dengan menjaga nilai tradisi,adat dan budaya seperti halnya kita lakukan hari ini.” pungkasnya

Editor : Tata Rahmanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut