Kementan Ungkap Kendala Produk Pertanian Tembus Pasar Ekspor

Kuntadi
Kementerian Pertanian bersama petani Bnatul komitmen untuk memproduksi hasil pertanian dalam jumlah besar, Jumat (12/12/2025). (foto: istimewa) .

BANTUL, iNewsboyolali.id - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan masih adanya produk pertanian yang gagal menembus pasar ekspor disebabkan oleh faktor kontinuitas atau keberlanjutan pasokan. Kementan mendorong petani untuk meningkatkan literasi pertanian agar mampu menyesuaikan jenis tanaman dengan kondisi cuaca.

Project Manager Upland Kementan, Muhammad Ikhwan, mengatakan terdapat tiga faktor utama yang menjadi kendala produk pertanian Indonesia masuk ke pasar ekspor, yakni kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

“Kalau kita mau masuk ke pasar ekspor, maka yang harus dijaga adalah keberlanjutan. Namun, tantangan pertanian di Indonesia saat ini masih pada pelaku usahanya, khususnya terkait kontinuitas,” ujar Ikhwan kepada wartawan di Bantul, Jumat (12/12/2025).

Ia menjelaskan, dalam perjanjian kerja sama atau nota kesepahaman (MoU) antara petani dan pelaku usaha, biasanya terdapat klausul komitmen penyediaan produk pertanian dalam jumlah besar, bahkan hingga satuan ton.

“Sering kali dari sisi kita, suplai belum bisa siap. Ini yang perlu diperbaiki agar kontinuitas tetap terjaga,” katanya.

Menurut Ikhwan, penyebab utama terganggunya kontinuitas produksi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor alam, terutama cuaca, yang sulit diprediksi secara pasti dalam satu tahun.

“Gagalnya kontinuitas itu karena sektor pertanian sangat bergantung pada alam. Contohnya, sepanjang tahun 2025 ini curah hujan cukup tinggi. Salah satu komoditas yang diintervensi program Upland adalah manggis. Saat hujan, bunga manggis mudah rontok sehingga gagal panen,” jelasnya.

Kondisi tersebut berdampak pada ketidakmampuan petani memenuhi permintaan eksportir, yang pada akhirnya membuat permintaan produk dihentikan.

“Ketika komitmen kepada eksportir tidak terpenuhi, ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian untuk bisa masuk dan bertahan di pasar ekspor,” ungkap Ikhwan.

Untuk mengantisipasi kegagalan kontinuitas, Kementan menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya melalui peningkatan literasi petani. Ikhwan menyebut, tahun 2025 dapat dikategorikan sebagai kemarau basah yang memerlukan strategi tanam berbeda.

“Petani perlu diedukasi, saat musim hujan atau kemarau basah sebaiknya menanam komoditas apa yang berpotensi panen. Kami sudah menindaklanjutinya dengan menggelar sekolah lapang bagi petani,” pungkasnya.
 

Editor : Tata Rahmanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network