BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Tingginya angka perkawinan anak di Kabupaten Boyolali menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten dan DPRD setempat. Sebagai respons, mereka telah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Pencegahan Perkawinan Anak.
Sosialisasi Perda ini dilakukan secara menyeluruh oleh eksekutif dan legislatif ke seluruh desa di 22 kecamatan se-Kabupaten Boyolali. Salah satunya digelar oleh Anggota DPRD Boyolali dari Fraksi PDI Perjuangan, Wasono Joko Raharjo, di Balai Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Jumat (16/5/2025) sore.
“Kegiatan ini merupakan bentuk fungsi legislasi dan pengawasan kami terhadap Perda yang telah disahkan. Selain untuk mengukur efektivitas implementasinya, sosialisasi ini juga bertujuan untuk menekan angka perkawinan anak di Boyolali,” ujar Wasono.
Ia menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali, pada 2023 tercatat 214 kasus perkawinan anak, terdiri dari 56 laki-laki dan 158 perempuan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 116 perempuan atau sekitar 68,24 persen sudah dalam kondisi hamil sebelum menikah secara resmi.
“Ini tentu mengkhawatirkan karena bisa berdampak pada kematian ibu dan bayi, gangguan kesehatan reproduksi, stunting, kekurangan gizi, hingga kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian. Harapannya, Perda ini bisa mencegah anak-anak menikah di bawah umur,” jelasnya.
Salah satu peserta sosialisasi, Berliana Sekar Rahma Ningrum (18), menyambut baik kegiatan tersebut. “Saya jadi tahu batas usia minimal menikah dan dampak negatif dari perkawinan anak. Menurut saya, menikah itu perlu kesiapan fisik, mental, dan finansial. Kalau saya pribadi ingin menikah di usia 27 tahun, ketika sudah benar-benar siap,” ungkapnya.
Sosialisasi serupa akan terus digelar secara bertahap di desa-desa seluruh Boyolali, menyasar warga dan kalangan pelajar.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait
