BOYOLALI, iNewsBoyolali.id – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Boyolali menggelar rapat koordinasi rembuk stunting yang dipimpin langsung Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, Wahyu Irawan. Kegiatan yang dihadiri oleh jajaran OPD dan seluruh stakeholder terkait digelar di aula Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali pada Kamis (08/06/2023).
Wabup Wahyu Irawan mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang menargetkan angka stunting di Indonesia turun hingga 14 persen pada tahun 2024, maka pihaknya akan berupaya maksimal untuk penurunan angka stunting di Kabupaten Boyolali.
“Ini perlu gerak bersama maka tadi kita hadirkan seluruh stakeholder untuk mengeroyok bareng upaya penurunan stunting di Kabupaten Boyolali. Harapannya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Boyolali melesat. Kita tidak berhenti disitu karena yang dituju adalah zero kasus di Boyolali,” kata Wahyu Irawan.
Senada, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menjelaskan bahwa bersumber dari aplikasi SiGizi Terpadu hingga Desember 2022 angka kasus stunting di Kabupaten Boyolali berada di 6,86 persen atau 4.137 balita. Angka tersebut menurun pada April 2023 sebesar 6,7 persen atau sebanyak 3.856 balita. Sehingga pihaknya berharap kerjasama dari berbagai stakeholder untuk bersama menurunkan angka stunting.
“Dilaksanakan secara berjenjang untuk rembuk ini. Jadi ada rembuk di tingkat kabupaten yang membahas masalah-masalah di tingkat kabupaten, kemudian akan turun ke kecamatan hingga ke desa. Harapannya dengan adanya rembuk yang dihadiri oleh berbagai lintas sektor ini nanti akan mengupayakan suatu kegiatan-kegiatan dalam rangka penurunan stunting,” katanya.
Selain itu, dalam agenda tersebut juga dilakukan launching website TPPS oleh Wabup Iwan selaku Ketua TPPS Kabupaten Boyolali. Melalui website tersebut, monitoring terkait angka kasus stunting di Kabupaten Boyolali dapat dilakukan secara maksimal.
“Website tersebut ada data yang terintegrasi terkait kondisi stunting dan resiko stunting. Jadi untuk memudahkan komunikasi yang di daerah,” jelas Lina.
Dalam website TPPS tersebut, masyarakat dapat melihat angka kasus stunting di berbagai desa dengan cara klik pada nama desa yang tertera. Juga dilengkapi dengan peta sebaran kasus stunting yang telah diberi warna yang berbeda sesuai dengan jumlah kasus stunting.
Editor : Tata Rahmanta
Artikel Terkait